Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Halimun Terakhir #11

25 September 2018   08:11 Diperbarui: 25 September 2018   08:46 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kami akan menikah, datanglah."

Wajah lelah laki-laki itu berubah cerah. "Serius kamu? Kapan?"

"Belum ditentukan. Kami membutuhkan restu Ayah."

"Ayah kamu pasti merestui," ujarnya dengan senyuman.

Aku balas tersenyum, lebar. Laki-laki tua itu tertawa lega, cahaya matanya mengguratkan buncah bahagia. 

Aku juga. Suara tawa kami menggema, membahana mengisi gua. 

Dua jiwa yang lama terpasung, kini terbang bersamaan.

Retas. Lepas. Bebas.

 ....bersambung.

***

Cerita ini merupakan fragmen kesebelas dalam omnibus Tenggelam di Langit. Bacalah cerita sebelumnya untuk memahami semesta mereka dengan lebih utuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun