Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Elegi Jasad Renik #2

10 September 2018   08:57 Diperbarui: 18 September 2018   00:40 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mendadak lupa cara bicara. Terserap hawa berbeda. Tapi, bahkan aku tak tahu namanya.

Dalam kelam dini hari, aku mengikutinya menuju pagar rumahku sendiri. Katanya, ia sengaja berpakaian serba hitam agar tidak terlihat satpam. Aku hanya sanggup tersenyum suram.

Semerbak aroma mawar tercium kembali.

Dari dalam tas kertas, dikeluarkannya tiga mawar merah.

"Tiga melambangkan aku, Ibu, dan adikku yang berduka. Merah melambangkan darah pengorbanan Ayah."

Gadis itu merapal doa-doa, menyusupkan tangan ke balik pagar.

Tiga mawar merah terkulai di bawah cemara.

Tanpa nama, baik pengirim maupun penerima.

.... bersambung ke sini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun