"Lalu?"
"Dia ... bukan siapa-siapa," Suaranya semakin lirih, dan aku makin kebingungan. Aku harus mencari kalimat tanya yang tepat untuk mendapat jawaban.
"Apa yang dilakukan ayahmu di rumah walikota?"
"Dia tidak melakukan apa-apa."
"Kenapa dia ada di rumah walikota?"
"Dia tinggal di sana."
Gagal. Aku mengganti arah pertanyaan.
"Kenapa kamu harus menemuinya di sana?"
"Dia tidak bisa kemana-mana."
"Kenapa?"
"Dia sudah tidak bernyawa."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!