Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Elegi Jasad Renik #2

10 September 2018   08:57 Diperbarui: 18 September 2018   00:40 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terpaksa aku menelan imbas. Diwaspadai di kampus seolah aku adalah lipas. Dijauhi seakan aku berbau lindi.

Tak apalah, tinggal revisi terakhir hingga sidang akhir. Aku harus tahan dengan gaung-gaung nyinyir. Oportunis, apatis, pragmatis, petis, kubis. Apalah julukanku dalam rapat-rapat para aktivis bau amis.

Disangkanya Ayah dulu tak sama saja? Semasa mahasiswa, Ayah tak pernah absen berorasi saat aksi. Kurasa itu berguna, sebagai latihan memberi janji basi demi mendapat kursi.

Hujan. 

Satu gagak terakhir nampak di ujung ranting, siap mengepak sayap. Aku mengikutinya, berbelok menuju utara. Lurus jauh, hingga tercium aroma laut. Kali ini, tanpa wangi membebaskan.

Sesak. 

Perahu-perahu nelayan remuk bagai rongsokan. Tak mampu berlayar meski muson barat telah terlewat. Gerombolan alat berat menjajah garis pantai. Barisan tentara berjaga, mengintai.

Masih tersisa jejak demonstrasi di sana-sini. Kertas-kertas putih berserakan. "STOP REKLAMASI. NELAYAN MATI OLEH PEJABAT TAK BERHATI" Ditorehkan tinta merah, nyaris serupa darah. Para wartawan berjajar bosan di trotoar. Lapar menunggu berita.

Kalau dipikir-pikir, para aktivis itu ada benarnya. Proyek ini terlalu naif jika mengaku tak memihak penguasa, atau pengusaha. Tapi ... siapa peduli. Jika pengusaha semakin sejahtera, nantinya nelayan-nelayan itu bisa bekerja pada mereka.

Aku tidak perlu ambil pusing.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun