Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Elegi Jasad Renik #2

10 September 2018   08:57 Diperbarui: 18 September 2018   00:40 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia terdiam, menatapku heran. Lalu tersenyum. Manis juga.

"Duduklah. Aku hafal wajahmu. Aku bisa menggambarkannya jika polisi bertanya."

"Maksudnya?"

"Ya ... kalau kamu macam-macam."

"Aku jamin tidak akan. Justru kamu lebih aman sekarang," kataku, tersenyum semanis yang kumampu. Mengambil posisi satu meter darinya.

"Kenapa kamu duduk di taman malam-malam?" tanyaku. "Eh, maksudku ... kamu suka taman di malam hari?" Aku meralat.

"Aku ingin menemui Ayah tengah malam nanti," jawabnya datar. Matanya yang cantik memandang percikan hujan.

"Di sini?"

"Bukan. Di rumah hijau, ujung jalan sana," katanya.

Aku tertegun, itu rumahku. 

"Rumah walikota?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun