"Si adek mana, Kak? Masih tidur?" tanya ayah lagi.
"Iya, katanya adek engga akan sekolah," jawabku.
"Loh kenapa?"
"Engga enak badan,"
Mendengar jawabanku, ibu buru-buru menghentikan acara memasaknya dan pergi menuju lantai 2, kamar adikku Naura.
Ibu memang paling panik kalau tentang hal ini, apalagi sejak kecil Naura memang gampang sakit. Dulu saja kami sering bolak-balik rumah sakit karena Naura. Tapi untungnya semenjak usianya 4 tahun, ia jadi lebih kuat dan jarang sakit lagi. Sekarang usia Naura sudah 5 tahun lebih, dia sekolah di salah satu TK dekat rumahku. Biasanya setiap pagi aku akan mengantar Naura dulu sampai sekolahnya, baru ke sekolahku.
Selesai mengecek keadaan Naura, ibu turun dengan muka sedikit panik.
"Yah, sepertinya keadaan Naura lumayan buruk. Bagaimana kalau kita bawa saja ke rumah sakit?" tanya ibu sambil menatap ke arah ayah.
Bukannya menjawab pertanyaan ibu, ayah malah menatapku. "Sana berangkat, Kak. Nanti telat,"
Aku sedikit bingung. Kenapa ayah tidak terlihat panik sama sekali? Padahal ibu bilang keadaan Naura lumayan buruk.
"Kak," panggil ayah sekali lagi.
Aku tersadar dari pikiranku, lalu berpamitan kepada mereka.