"Ayah tadi lihat Kia belajar kok, Bu. Tanya aja Ayah kalau Ibu nggak percaya."
"Nggak bohong berarti, ya?"
"Iya, Ibu."
Setelah berkata demikian, ibu mengucap salam dan keluar menutup pintu.
Samar-samar aku dengar, ayah dan ibu juga sudah beranjak ke kamar. Aku tersenyum. Sudah berapa kali aku tersenyum hari ini? Entahlah, sepertinya suasana hatiku sedang senang.
Besoknya, aku tiba ke sekolah lebih cepat. Anak-anak di kelasku pada sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Mereka kebanyakan belajar untuk ulangan nanti. Aku tersenyum. Kayaknya nih mulut harus diperban. Dikit-dikit senyum. Nggak ngapa-ngapain senyum. Ntar dikira kenapa lagi.
Setelah menaruh tas, aku pergi menemui teman kelas sebelahku. Ternyata kelas sebelah nanti juga ada ulangan. Â
Teman kelas sebelahku, Azi, dia belajar bersama temannya di kelas. Alhasil, aku kembali ke kelas dan duduk sendiri. Tidak tau mau ngapain. Semua orang pada sibuk menghafal.
Melihat teman-temanku menghafal, aku terdorong untuk mengambil buku di dalam tas, membukanya, lalu membacanya sekilas, ketika Tia tiba-tiba saja sudah duduk di sebelahku.
"Kia, udahlah nggak usah belajar."