Mohon tunggu...
Rezha Rizqy
Rezha Rizqy Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi

Perempuan introvert yang kadang mengalami distraksi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Topeng

28 September 2015   02:54 Diperbarui: 28 September 2015   02:54 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Apa sih makna hidup itu, Tuhan? Kalau kita terus ngejar dunia tanpa bersyukur dan tambah ibadah.” Bisiknya tiba-tiba. Diapun kaget dengan suara hatinya barusan.

Hari-hari berlalu semakin hampa buat Ihsan. Wajahnya yang dulu bersinar cerah meski hidup tak selalu indah kini tak lagi bisa ditemui. Bahkan ada raut gelap di wajahnya.

“Kenapa, Nak? Kamu tampak nggak bahagia?” Tanya Pak Imam suatu hari.

“Ah, nggak apa-apa, Pak! Paling kecapekan aja.” Jawab Ihsan asal.

“Haa, mungkin Kau kurang istirahat. Lihat, wajahnya dulu yang selalu berbinar kini berubah murung terus.”

Percakapannya dengan Pak Imam kala itu membuatnya tertegun. Mengingat akan sebuah benda yang selalu menyembunyikan raut sedihnya dan memunculnya wajah bahagianya. Topeng! Ya, tiba-tiba kata itu terbersit di pikirannya. Maka di suatu pagi yang cerah, Ihsan mengambil topengnya yang telah bertahun tersipan di lemari barunya. Topeng telah berdebu, namun Ihsan mengelap sendiri dengan tangannya sebelum memakainya.

“Pasti wajahku sudah sumringah.” Batinnya.

“Nak! Sepertinya kamu butuh istirahat yang benar-benar cukup!” Ujar Pak Imam siang itu.

“Ah, enggak, Pak! Nih, aku sudah merasa sehat kok!”

“Apanya!? Kamu terlihat semakin kacau. Data keuangan juga nggak sesuai dengan saldonya. Kamu juga belum memperbaiki data inventaris barang. Dan, …. Maaf ya, Nak! Wajahmu terlihat sangat kusam dan murung.” Lanjut Pak Imam.

“Hah?! Kenapa masih murung juga?” Selepas Pak Imam pergi Ihsan langsung menuju kamarnya. Lalu ditatapnya topeng itu lekat-lekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun