Mohon tunggu...
Rezha Rizqy
Rezha Rizqy Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi

Perempuan introvert yang kadang mengalami distraksi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Topeng

28 September 2015   02:54 Diperbarui: 28 September 2015   02:54 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini Ihsan juga sudah tak perlu tinggal di rumahnya yang berdinding bata sebagian bambu sebagian. Karena Pak Imam lagi-lagi menghadiahkan sebuah rumah kecil dan sederhana untuk ditinggali bersama istrinya. Selang tiga bulan kemudian Dewi, istrinya diketahui hamil setelah periksa ke dokter gara-gara sering merasa mual. Lagi-lagi kebahagiaan mampir di keluarga baru Ihsan. Beberapa bulan berjalan, lahirlah seorang putra dengan tubuh sempurna dan tangis keras memecah kekhawatiran Ihsan dan Pak Imam yang menunggu di luar ruang persalinan. Lengkaplah sudah kebahagiaan Ihsan.

“Topeng, kini aku nggak perlu pake kamu lagi!” Bisik Ihsan kepada topeng kesayangannya.

“Hidupku sudah benar-benar bahagia dan aku tak perlu berpura-pura bahagia.” Lanjutnya sambil menutup pintu lemarinya barunya yang tak lagi melenguh ‘kriet-kriet’.

***

Lima tahun berselang.

Toko bangunan yang dipegangnya menjadi maju dan semakin besar dan lengkap di antara toko bangunan yang lain. Hidup Ihsan makin sibuk. Toko buka jam tujuh pagi dan baru tutup jam sembilan malam. Belum lagi jika harus merekap keuangan dan mendata invetaris toko serta menghitung gaji pegawai. Benarlah, kini harta dan kecukupan ada ditangannya. Namun, serasa dia tak memiliki waktu untuk dirinya sendiri dan sekadar berbincang dengan Tuhan di malam yang panjang. Ah, jangankan berbincang, sholat fardhu saja mulai keteteran, ada yang dilaksanakan di akhir waktu, ada yang terlupa, dan ada pula yang dilaksanakan dengan terburu-buru seperti ayam yang mematuk biji.

“Aneh. Hidupku kok jadi hampa sekarang, ya.” Bisiknya kepada dirinya sendiri suatu waktu.

“Mas, kapan nih beli mobilnya? Kan si Hakim udah besar tuh! Nggak enak kalau bepergian naik sepeda motor. Apalagi sekarang udah masuk usia kehamilan lima bulan.” Suatu hari Dewi merajuk. Menagih permintaannya untuk membeli mobil baru khusus keluarga.

“Bukannya kita masih bisa pakai mobilnya Bapak, Dek?” Ihsan balik bertanya.

“Wah, malu sama bapak, Mas! Dikira kita nggak mampu beli mobil. Usahanya Mas kan juga sudah maju!” Jawab Istrinya. Ihsan menghela nafas panjang. Belum sempat menjawab, buru-buru Dewi membuka mulut.

“Liburan kali ini kita ke Jakarta yuk, Mas! Sudah lama kayaknya kita nggak kesana dengan pesawat. Nanti biar aku yang ngatur jadwal, carikan tiket dan ngatur semuanya. Biar Mas nggak keganggu kerjanya.” Sempurna sudah permintaan istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun