Mohon tunggu...
Rezha Rizqy
Rezha Rizqy Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi

Perempuan introvert yang kadang mengalami distraksi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Topeng

28 September 2015   02:54 Diperbarui: 28 September 2015   02:54 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*****

Beberapa bulan berlalu, hampir setahun.

Hidup melaju lebih cepat dari aliran air. Lewat kesabaran dan sholat yang tiada putus-putus, Tuhan membuktikan janjinya. Roda hidup Ihsan si pemuda miskin dan baik hati akhrinya berputar. Ditolong-Nya Ihsan, seorang warga yang saleh dan baik budinya kepada sesama. Datanglah pada suatu ketika seorang pengusaha toko bangunan yang pernah ditolongnya waktu kecelakaan habis dijambret di pinggir jalan. Dibawanya ke rumah sakit terdekat, dengan tiga ratus ribu yang baru saja dua jam yang lalu masuk ke dompetnya, ditolongnya orang itu.

“Makasih, ya, Nak! Bapak berhutang banyak kepadamu!” Pemilik toko bangunan itu berterimakasih.

“Ah, nggak apa-apa, Pak! Ini pertolongan dari Allah.” Jawab Ihsan.

Akan tetapi ternyata Allah menolong Ihsan lewat Pak Imam, begitu namanya. Suatu hari kala matahari sudah tenggelam, Pak Imam datang ke rumahnya. Menawari pekerjaan sebagai karyawan toko bangunan dengan gaji yang sepadan dengan kerjanya.

“Puji syukur ke hadirat-Mu, ya Tuhan.” Dengan berlinang air mata Ihsan berterimakasih kepada Pak Imam. Ternyata pertolongan Allah tak sampai segitu saja. Enam bulan berjalan, Ihsan menjadi karyawan teladan yang selalu datang tepat waktu, dapat dipercaya, dan hasil kerjanya memuaskan. Tanpa sepengetahuan Ihsan, ada sepasang mata yang selalu menatapnya. Sepasang mata yang selalu terpesona pada raut wajah yang selalu bahagia di atas kesederhanaannya. Sepasang mata yang pada akhirnya berani bilang kepada ayahnya untuk merelakannya menjadi istri Ihsan.

“Ihsan itu adalah karyawan kesayangan bapak. Kalau ternyata putri tersayangku minta untuk dinikahkan dengannya, apa boleh buat. Berarti inilah jalan jodohmu!” Mata Pak Imam berkaca-kaca mendengar permintaan putri bungsunya. Tak berapa lama diutarakan pula kepada Ihsan hajatnya menjodohkan keduanya.

“Menikah, Pak?! Dengan putri Bapak? Oh, alangkah tidak pantasnya aku yang hina ini bersanding dengan putri Bapak?” Jawab Ihsan.

“Bukankah usiamu sudah masuk kepala tiga? Pekerjaan layak telah kau dapat? Lalu apa yang menghalangimu melaksanakan sunnah Rosul?” Pertanyaan Pak Imam barusan menyadarkan Ihsan untuk menyempurnakan setengah dari agamanya. Hingga dengan berterimakasih dan bersyukur kepada Tuhan diterimalah permintaan Pak Imam.

Satu bulan kemudian diselenggarakanlah pernikahan antara kedua pasangan itu. Pak Imampun saking sayangnya kepada menantunya dan atas hasil kerja yang selalu memuaskan, diangkatlah Ihsan sebagai kepala toko bangunan. Segala yang berhubungan dengan manajemen dan lain-lain dipercayakannya kepada Ihsan. Maka Maha Benar Allah, Maha yang tak pernah menyalahi janji-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun