“Ibram menyukaimu sejak dahulu De, jauh sebelum kamu menjadi cewek popular di sekolah.” Kenang Roni. “Ibram pun sangat bangga dengan perjuanganmu. Dia selalu berkata jika Dea adalah gadis yang beda. Aku menyukai Dea.” Imbuhnya.
“Dan ternyata kak Sintia itu bukan ceweknya kak Ibram. Kak Ibram cintanya sama kamu. Kamu saja yang salah sangka.” Lusi ikut menimpali.
“Saat itu keluarga Ibram dalam masalah. Ibram harus ikut budhenya untuk melanjutkan pendidikan. Dia juga sangat menyayangkan kepergianmu De. Hari saat kamu pergi adalah hari terberat baginya. Laki-laki payah itu ingin sekali mengutarakan isi hatinya sepertimu tetapi terlambat.” Roni kembali menceritakan masa lalu.
“Mengapa kalian tidak memberi tahu ini semua dari dulu?” Ucap Dea lirih.
“Karena kak Ibram sendiri yang melarang. kak Ibram terinspirasi darimu De. Karena cinta yang kamu miliki untuknya, kamu rela berjuang untuk mengubah dirimu. Kak Ibram ingin menemuimu saat dia juga merasa pantas untuk memiliki cintamu.” Tutur Loli sambil mengusap air mata yang jatuh di pipi Dea.
Tanpa banyak bertanya lagi Dea segera berlari mencari laki-laki yang sangat dicintainya dahulu hingga kini. Dengan nafas terengah-engah langkahnya terhenti saat di depannya berdiri seorang laki-laki yang dicarinya.
“Dea..”, panggil Ibram sambil membantu Dea mengatur napas.
“Kak Ibram, maukah kamu menikah denganku?” Ucap Dea yang masih terengah-engah.
Kalimat to the point Dea membuat Ibram terkejut mendengarnya apalagi beberapa orang yang juga berada di tempat itu. Mereka hanya ternganga mendengar kalimat tersebut.
Tak lama Ibram tersenyum, memegang pipi Dea dengan kedua tangannya. “Gadis nakal, mengapa kamu mencuri kalimatku? Tidak bisakah menunggu sampai aku menyelesaikan pekerjaan?” Kata Ibram yang pastinya membuat Dea sangat senang. Keduanya pun berpelukan menikmati semua hasil dari perjuangan cinta mereka selama ini. Beberapa orang di tempat itu pun turut bertepuk tangan melihat mereka.
Cinta, sebuah perasaan yang sangat kuat. dimana kita sendirilah yang mampu mengartikannya. Dea dan Ibram telah mengartikan cintanya. Cinta tidak hanya masalah rasa bahagia, sedih, dan nafsu. Cinta adalah inspirasi. Saat kita jatuh cinta, di situlah sebuah inspirasi mampu membawa kita menjadi lebih baik.