Mohon tunggu...
novilia permatasari
novilia permatasari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru swasta di sebuah Madrasah Aliyah di kota saya. Saya juga seorang Ibu yang memiliki hobi menulis, terutama novel fiksi dan juga cerpen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Because You Are My Inspiration

5 Juni 2023   10:29 Diperbarui: 5 Juni 2023   10:51 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini semua demi keponakan barunya. Dea bisa saja tidak datang saat Lusi menikah. tetapi semalam, saat gadis itu mendengar teriakan Lusi yang kesakitan karena akan melahirkan, Dea tidak mampu lagi menahan kekhawatiran. Dan segera memesan tiket untuk pulang ke negaranya.

“Kamu kenapa enggak bilang kalau mau ke sini De?” Ucap Roni, suami Lusi.

“Aku cuma mau bertemu sama Lusi dan bayinya. Aku ingin pastiin kalau mereka baik-baik saja.” Ungkap Dea sambil mencium bayi mungil dalam gendongannya.

“Sudah jadi Bos sekarang Ron, dianya sibuk mulu. Jadi kamu cuma mau bertemu Lusi, aku nggak?” Seru Loli yang dari semalam juga ikut menunggu proses persalinan Lusi.

“Enggak..”, jawab Dea kemudian membuat ketiganya tertawa.

Ketiga sahabat itu memang jauh, tetapi hati mereka tetap satu. Mereka mampu membuktikan jika jarak tidak akan membuat persahabatan mereka putus, bahkan mereka merasa lebih dekat.

“Selamat pagi, dokter akan melakukan pemeriksaan.” Ucap seorang perawat yang baru saja masuk ke ruang perawatan Lusi. Diikuti dokter di belakangnya.

Betapa terkejutnya Dea saat tahu bahwa dokter tersebut adalah Ibram. Dea berusaha bersembunyi di belakang Loli agar Ibram tidak melihatnya. Meski tidak bisa dipungkiri jika Dea sangat bahagia. Rasa rindu yang selama ini dia pendam seorang diri, kini terbayar lunas. Wajah laki-laki itu masih sama seperti dahulu. Masih sangat tampan, bahkan semakin tampan.

Dea terus memperhatikan Ibram dari balik tubuh Loli. Gadis itu tidak menyangka akan bertemu Ibram di saat seperti ini. Ibram adalah dokternya Lusi. Mengapa Lusi tidak pernah bilang?

“Dea apa kabar?”

Degg, jantung Dea seperti berhenti berdetak saat Ibram menyapanya. “Beb, beb, baik Kak Ibram.” Jawabnya terbata. Ternyata Ibram tahu jika dirinya sembunyi di belakang Loli. Kedua sahabatnya itu bersama dengan Roni hanya bisa tertawa kecil menyaksikan kegugupan Dea.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun