Mohon tunggu...
novilia permatasari
novilia permatasari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru swasta di sebuah Madrasah Aliyah di kota saya. Saya juga seorang Ibu yang memiliki hobi menulis, terutama novel fiksi dan juga cerpen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepenggal Kisah

16 Mei 2023   09:54 Diperbarui: 16 Mei 2023   10:02 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aim, sayang, ini tante." Sapaku kepada anak malang itu. Rika benar, keadaan Aim sangat memprihatinkan. Aku bisa merasakan panas tubuhnya yang sangat tinggi saat memegang tangannya.

"Tante cantik..", ucap Aim lirih. Bibir anak ini sangat kering. Aku tidak tega melihatnya.

"Aim Sayang, cepet sembuh ya.. Nanti kita jalan-jalan sama beli es krim. Aim mau?"

"Mau, Aim mau jalan-jalan sama tante cantik."

"Tapi Aim harus sembuh dulu. Makan dulu yuk, ini tante suapin." Ucapku sambil menyodorkan sendok berisi bubur ke mulut anak itu. Awalnya Aim menolak tapi akhirnya dia mau juga. Semangkuk bubur pun telah habis pindah ke dalam perutnya. Rendi dan Rika sangat senang melihatnya.

"Sekarang Aim minum obat ya!" Pintaku yang dibalas dengan gelengan kepala keras darinya.

"Hei, siapa yang tadi mau jalan-jalan?" Rayuku yang ternyata sangat mempan untuk bocah kecil ini.

Tak lama Aim pun tidur di pelukanku. Bocah kecil ini mungkin sangat rindu dengan ibunya. Malang sekali nasibmu Nak. Kenapa Ayahmu tidak mencarikan ibu baru untukmu?

Ku lepaskan pelukan Aim dengan susah payah tanpa membangunkannya. Ini sudah sore aku harus pulang. Saat hendak ku beranjak dari kamar Ain, ku lihat papan nama dan foto Aim saat baru lahir.

"Anak ini mirip sekali dengan Aina." Batinku. Muhammad Ibrahim Adriansyah, nama panjang Aim di papan itu. Ku lihat tanggal lahir yang juga tertulis di sana. Dadaku tersentak, secara otomatis otakku menghitung ternyata Aim lahir setelah empat bulan pernikahan Rendi dan Aina. Aku masih ingat betul tanggal pernikahan mereka.

Entah kenapa rasa sakit di hatiku kembali muncul. Ternyata Rendi dan Aina telah memiliki hubungan saat Rendi masih menjadi kekasih ku. Hingga hadirlah Aim, anak yang harus mereka pertanggungjawabkan. Jahat sekali kalian, sebegitunya kalian menghianatiku. Tanpa terasa air mataku menetes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun