Mohon tunggu...
Novia Syahidah Rais
Novia Syahidah Rais Mohon Tunggu... Manajer Marketing & Komunikasi -

Bukan soal siapa kita, tapi ini soal apa yang kita tulis!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jimat Pemikat

2 Februari 2017   15:52 Diperbarui: 3 Februari 2017   02:34 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: minangkabausiana.bpa.sumbarprov.go.id

Niang, apa tidak sebaiknya jimat itu dipasang besok saja?” tanya Naih menawar.

“Kenapa?” Kening Uniang Juwai mengerut.

“Aku khawatir tidak bisa konsentrasi memasangnya. Tangan dan tubuhku masih gemetar. Aku harus sembuh dulu, Niang.” Naih melilitkan lagi kain sarungnya.

“Sembuh dulu? Kapan itu?” Uniang Juwai langsung terlihat gusar.

“Mudah-mudahan besok sudah sembuh,” jawab Naih sambil memandang Uniang Juwai memelas, mohon pengertian. “Sebab jika salah pasang, bisa-bisa Uniang malah kelihatan makin buruk dan tua.”

Uniang Juwai terkesiap.

“Aku serius, Niang. Sabarlah sedikit lagi,” kata Naih meyakinkan.

Akhirnya Uniang Juwai terpaksa menerima. “Baiklah. Tapi besok kau sudah harus sembuh. Aku tidak mau menunggu lagi!”

“Iya, aku janji.”

@@@

Keesokan harinya Uniang Juwai kembali ke rumah Naih, dan kali ini lebih pagi lagi. Tak lupa ia membawa sebuah rantang nasi untuk Naih, agar adiknya itu lebih bersemangat melaksanakan tugasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun