Minggu yang begitu cerah, terik panas matahari siang itu begitu menyengat kulit. Kulit yang tadinya putih dalam sekejab berubah jadi hitam kelam. Keringat pun mengalir mengucuri tubuh.
Aku berlari kecil menuju tempat pemberhentian teng-teng(Trem) yang berada tak jauh dari pasar Nort Point. Disana aku melihat antrian begitu panjang, dan orang-orang dengan sabar menunggu teng-teng datang. Aku pun ikut mengantri di belakang, mungkin hampir 15 menit aku menunggu dan tak berapa lama teng-teng pun datang, bergegaslah aku masuk ke dalam teng-teng tersebut, hawa panas dan pengap saat berada di dalam teng-teng membuat kepalaku pusing tujuh keliling, bau parfum yang seharusnya wangi berubah menjadi bau tape. Kecut!
Setibanya aku di Causeway Bay, dan saat aku turun dari teng-teng tiba-tiba ada seorang laki-laki menghampiriku, laki-laki itu berkulit sedikit putih kecoklatan, berkaca mata, memakai kaos oblong warna hitam yang bertuliskan “Armani” lalu ia menyapaku, di bukanya kaca mata yang mungkin mengganggu penglihatannya karena melihat gadis cantik seperti ku ini xixiixx.
“Hai, Indonesia?” Tanyanya dengan logat bahasa Melayunya.
“Hai, iya Indonesia” Jawabku singkat.
“Mau kemana Neng?”
“Biasa, mau nemui temen, bisa bahasa Indonesia juga ya?
Tanyaku heran.
“Aku orang Indonesia juga, tapi sudah lama tinggal di Singapura, keluargaku semua disana, aku disini karena kerjaan kok”
“O, gitu ya ”
“Boleh kenalan?” Tanya nya