Mohon tunggu...
Nirwana
Nirwana Mohon Tunggu... Psikolog - Pelajar/ mahasiswa

Nama:Nirwana Hobi: membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peranan Bimbingan dan Konseling Dalam Memberikan Layanan Bimbingan Belajar di SD

9 Juni 2024   10:37 Diperbarui: 9 Juni 2024   11:03 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nirwana(2022A1H097)

Abstract 

Student learning problems is very complex and various like lying, go without 

permission, steal, cheated, discipline learn low, the motivation to study low, trouble 

adjusting self, trouble follows lessons, low learning achievements, does not 

necessarily caused by the students stupid but caused by attitudes and reviewing 

wrong. Educational guidance in primary schools service were guidance aimed at 

helping of primary school students can learn by effective and efficient, reached the 

development of optimal and develop a habit learning good in mastering knowledge, 

skill and prepare to continue their studies at a higher level. Therefore the learning 

process in primary school have to be in integrasikan in guidance and counseling. One 

method the implementation of the educational guidance in primary schools is through 

teaching and learning activities nuance guidance. The operation is values early 

education services given in the on the sidelines of or even at the same time as the 

subject matter.

Keywords: guidance and counseling, educational guidance, primary schoo

Abstrak 

Permasalahan belajar siswa sangatlah kompleks dan bermacam-macam seperti 

berbohong, pergi tanpa izin, mencuri, menyontek, kedisiplinan belajar rendah, 

motivasi belajar rendah, prestasi belajar rendah, tidak serta merta diakibatkan oleh 

siswa yang bodoh melainkan disebabkan oleh sikap dan cara belajar yang salah. 

Bimbingan belajar di SD merupakan layanan bimbingan yang bertujuan untuk 

membantu siswa SD dapat belajar dengan efektif dan efisien, mencapai 

perkembangan optimal dan mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam 

menguasai pengetahuan, keterampilan serta menyiapkan untuk melanjutkan 

pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Oleh sebab itu kegiatan belajar mengajar 

di SD harus di integrasikan dalam bimbingan dan konseling. Salah satu metode 

pelaksanaan bimbingan belajar di SD adalah melalui kegiatan belajar mengajar yang 

bernuansa bimbingan. Operasionalisasinya adalah nilai-nilai layanan bimbingan 

belajar diberikan kepada siswa di sela-sela atau bahkan bersamaan dengan materi 

pelajaran.

Kata kunci: bimbingan dan konseling, layanan bimbingan belajar, SD

PENDAHULUAN 

Perkembangan arus globalisasi pasti akan mengubah peran dan fungsi lembaga 

pendidikan, dan secara tidak langsung menjadi sebuah tantangan dunia pendidikan untuk 

mendampingi siswa mengarungi dan mempersiapkannya. Bahkan serangan modernitas 

harus segera diantisipasi dengan memposisikan siswa sesuai dengan semestinya, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Globalisasi dengan kemajuan IPTEK 

sebagai ciri khasnya akan semakin keras mengguncang masyarakat dan dunia pendidikan 

(Prayitno dan Amti, 2009: 27). Layanan bimbingan dan konseling dalam bingkai 

pendidikan nasional diberikan bagi seluruh siswa yang menyangkut permasalahan 

pribadi, sosial, belajar dan karir mulai jenjang TK, SD, SMP, SMA sampai dengan 

Perguruan Tinggi dalam rangka pengembangan diri (Hidayat dan Herdi, 2013: 121). 

Guru pembimbing dapat ditempati oleh tiga kelompok, yaitu guru pembimbing 

murni mengemban tugas pokok bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran yang 

mendapatkan tugas tambahan sebagai pembimbing, dan guru pembimbing yang 

mendapatkan tugas tambahan untuk mengajar. Idealnya, guru pembimbing di sekolah 

adalah guru yang memiliki kewenangan sebagai guru pembimbing dengan latar belakang 

pendidikan bimbingan dan konseling. Namun demikian apabila di sekolah memang tidak 

terdapat guru pembimbing, guru mata pelajaran dapat menempatkan diri sebagai guru 

pembimbing. 

Perlunya bimbingan dan konseling di SD pada dasarnya tidak lepas dari 

problematika perkembangan. Usia SD adalah masa mengenal lingkungan yang lebih luas 

sebagai tempat bersosialisasi. Anak SD belajar menyesuaikan diri dan hidup dengan 

aturan serta norma yang berlaku. Mereka mulai belajar memahami berbagai aturan, nilai 

dan norma-norma di masyarakat sekolah (Nurihsan, 2011: 51). 

Permasalahannya proses belajar siswa di SD dilakukan melalui proses modelling 

atau belajar sosial. Menurut teori Albert Bandura, siswa mempelajari sikap dan perilaku 

dengan cara mengamati, menginternalisasi, kemudian meniru yang kadangkala tanpa ada 

filterisasi tentang nilai baik buruk atau benar salah atas perilaku yang ditiru. Kondisi ini 

menjadi kekhawatiran salah satu pemicu perlu memunculkan adanya layanan bimbingan 

dan konseling di Sekolah Dasar (SD). 

Layanan bimbingan dan konseling yang diberikan di Sekolah Dasar (SD) mencakup 

layanan bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir. Layanan bimbingan dan konseling 

di SD bertujuan membantu siswa menemukan, memahami serta mengembangkan pribadi 

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, mandiri, aktif, kreatif, serta sehat secara 

jasmani dan rohani. Dalam layanan bimbingan belajar, bimbingan dan konseling 

berupaya membantu siswa mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam 

menguasai pengetahuan, ketrampilan, serta untuk mempersiapkan siswa melanjutkan 

studi. 

Bagaimanakah peranan bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan 

bimbingan belajar di SD? 

Untuk mengetahui peranan bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan 

bimbingan belajar di SD. 

Secara umum manfaat kajian peranan bimbingan dan konseling dalam memberikan 

layanan bimbingan belajar di SD adalah membantu guru dalam memberikan layanan 

kepada siswa agar mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan bakat, 

kemampuan dan nilai-nilai yang dimiliki. Secara khusus, agar siswa dapat (1) mengenal, 

memahami, menerima, mengarahkan dan mengaktualisasikan potensi secara optimal, (2) 

mengembangkan berbagai keterampilan belajar, (3) mengembangkan suasana belajar 

yang kondusif, dan (4) memahami lingkungan pendidikan.

PEMBAHASAN

Pengertian Bimbingan dan Konseling

Adanya pelayanan bimbingan di sekolah memberikan jaminan, bahwa semua siswa 

mendapatkan perhatian sebagai seorang pribadi yang sedang berkembang serta mendapat 

bantuan dalam menghadapi semua tantangan, kesulitan dan masalah yang berkaitan 

dengan perkembangan mereka. 

Menurut Walgito (2004:5) bimbingan merupakan bantuan atau pertolongan yang 

diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi 

kesulitan-kesulitan dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu 

dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. Sukardi (2000:20) mengungkapkan pengertian 

bimbingan yaitu Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada seseorang 

atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh konselor agar individu 

atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Adapun pengertian konseling 

menurut Walgito (2004:7) bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada 

individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara dan dengan cara 

yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan 

hidupnya. 

Konseling menurut pengertian di atas adalah bentuk bantuan yang diberikan untuk 

individu melalui wawancara untuk menyelesaikan masalah kehidupannya agar individu 

tersebut mencapai kesejahteraan, dapat mengenal diri sendiri, lengkap dengan segala 

kemampuan yang dimilikinya, dan bantuan ini dapat diberikan oleh bimbingan dan 

konseling. 

Dengan memperhatikan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, maka 

dapat disimpulkan bahwa: 

a.

Bimbingan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang sistematis dan 

kontinyu dari pembimbing kepada yang dibimbing. 

b.

Bantuan yang diberikan ditujukan untuk tercapainya kemampuan yang optimal, 

maupun memahami diri, mengarahkan diri, mengatasi masalah, dan menyesuaikan 

diri terhadap lingkungan, serta mampu membuat keputusan yang bijaksana dalam 

merencanakan masa depan. 

c.

Untuk melaksanakan bantuan tersebut diperlukan personil/orang yang memiliki 

pengetahuan, ketrampilan, dan keahlian khusus serta pengalaman yang memadai 

dalam bidang bimbingan dan konseling. 

Maka jelaslah, layanan bimbingan di sekolah adalah suatu kegiatan profesi yang 

harus dilakukan oleh petugas profesional. Dalam hal ini adalah guru pembimbing yang 

ada di sekolah. 

Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar 

Seperti diketahui siswa di SD atau siswa SD adalah individu yang berusia antara 

enam sampai dengan duabelas tahun, yang berdasarkan tugas perkembangannya berada 

dalam tahap perkembangan masa kanak-kanak sampai masa remaja awal. Dalam 

menghadapi masa perkembangan tersebut siswa SD sebagai individu yang tumbuh dan 

berkembang pada masa kanak-kanak, kadang-kadang menghadapi permasalahan dan 

menghadapi kesulitan, yang membuat mereka memerlukan bantuan dari orang lain, 

khususnya kedua orang tua dan pendidik mereka. 

 Ruang lingkup penyelenggaraan bimbingan dan konseling di SD terbagi dalam 

empat fungsi, empat bidang, tujuh jenis layanan, dan lima kegiatan pendukung bimbingan 

dan konseling. Menurut Prayitno (1997: 61), empat fungsi tersebut adalah pemahaman, 

pencegahan, pengentasan, dan pengembangan/ pemeliharaan. Empat bidang bimbingan 

meliputi bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier. Tujuh layanan meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan/ penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, 

bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Sedangkan lima kegiatan pendukung 

meliputi aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan 

alih tangan kasus. 

 Dengan menempatkan tenaga konselor di SD diharapkan beban guru dalam 

membimbing siswanya dapat terbantu. Pelayanan bimbingan dan konseling di SD 

diharapkan membantu siswa dalam menghadapi permasalahan dan menghadapi kesulitan, 

membantu siswa yang mengalami permasalahan, baik permasalahan perkembangan 

maupun permasalahan pembelajaran siswa. 

Problematika Belajar Siswa di SD 

Belajar merupakan usaha untuk mencapai sebuah tingkah laku yang diharapkan, 

baik dalam bentuk kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil dari belajar dapat dilihat 

secara nyata dalam bentuk penguasaan materi pelajaran, penggunaan pengetahuan dan 

ketrampilan, dan kemampuan menilai terhadap sikap dan perilaku dalam berbagai aspek 

kehidupan. Oleh sebab itu belajar adalah proses psiko-fisik untuk menuju perkembangan 

pribadi seutuhnya (Sardiman, 2012: 20). 

Pada praktiknya proses pendidikan dan belajar siswa tidak pernah berjalan lancar, 

selalu ada permasalahan. Permasalahan belajar siswa sangatlah kompleks dan bervariasi 

mulai dari berbohong, pergi tanpa izin, mencuri, menyontek, kedisiplinan belajar rendah, 

motivasi belajar rendah, masalah penyesuaian diri, kesulitan mengikuti pelajaran, prestasi 

belajar rendah, tidak serta merta diakibatkan oleh siswa yang bodoh melainkan 

disebabkan oleh sikap dan cara belajar yang salah. Hal ini tidak terlepas dari dampak 

perkembangan ilmu, pengetahuan dan tekhnologi serta seni yang berdampak pada 

perubahan gaya hidup di masyarakat. Sebab itu peran bimbingan dan konseling belajar 

dewasa ini sangat dibutuhkan bagi siswa dalam hal ini adalah siswa di SD. 

Wujud nyata kebiasaan belajar siswa yang salah dan kurangnya kesungguhan dalam 

EHODMDUGLWHOLWLROHKEDQ\DNSDNDUGLDQWDUDQ\DDGDODK0XDZDQDKGDQ+LGD\DK-

30) yang melaporkan problematika belajar siswa di sekolah dan menemukan secara 

umum bahwa terdapat beberapa kecenderungan tindakan pendidik terhadap perilaku dan 

sikap siswa yang menyimpang diantaranya adalah: 

Tabel 1 Perilaku Siswa dan Penanganan Layanan Bimbingan 

No 

Perilaku Negatif Siswa 

Tindakan Penanganan Layanan Bimbingan 

1 

Pada waktu diterangkan bermain 

sendiri 

Memberi nasehat, member bimbingan dengan 

menunggui sampai mau menulis dan member 

contoh 

2 

Tidak masuk sekolah dan main PS 

Memberi peringatan dan sanksi 

3 

Tidak mengerjakan PR/tugas yang 

diberikan 

Diberi peringatan dan sanksi yang mendidik, 

selalu memeriksa tugas yang diberikan 

4 

Sering terlambat sekolah 

Memberi peringatan dan sanksi, member 

pembinaan disiplin harus menjadi pembiasaan 

sehari-hari 

5 

Selalu lupa membawa alat tulis atau 

buku 

Member perhatian lebih pada siswa yang 

bermasalah 

6 

Sering tidak masuk sekolah tanpa 

keterangan 

Diruang BP ortu dipanggil jika tidak masuk 

meminta izin dan tidak diulangi 

7 

Saat jam pelajaran tidak mau 

menulis dan mengganggu temannya 

Diberi peringatan, diberi hukuman yang tidak 

memberatkan 

8 

Terbelakang mental 

Diserahkan pd lembaga khusus Munculnya problematika siswa tidak lepas dari kondisi pribadi siswa. Tidak sedikit
yang mengatakan bahwa permasalahan siswa karena faktor intelegensi namun lebih pada
sikap dan kedisiplinan siswa yang rendah (Ahmadi, 2004: 77).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004:79) faktor penyebab kesulitan belajar siswa
antara lain faktor intern dan faktor ekstern, berikut ini akan diurikan lebih lanjut:
a.
faktor Intern : sakit, kurang sehat, cacat tubuh, intellegensi, bakat, minat, motivasi,
kesehatan mental, dan tipe belajar anak.
b.
faktor ekstern
1) faktor keluarga : cara mendidik anak, hubungan orang tua-anak, contoh atau
bimbingan dari orang tua, suasana rumah/keluarga, keadaan ekonomi
keluarga baik ekonomi yang miskin atau terlalu kaya.
2) faktor sekolah: guru, factor alat, kondisi gedung, kurikulum, waktu sekolah
dan disiplin kurang.
3) faktor mass media dan lingkungan sosial : bioskop, TV, majalah, komik,
teman bergaul, lingkungan tetangga, aktivitas dalam masyarakat dan lain
sebagainya..
Yusuf dkk (2004:63) menambahkan faktor-faktor yang dapat menghambat
keberhasilan belajar adalah sebagai berikut:
a.
faktor internal antara lain: 1) kemampuan belajar yang rendah, 2) motivasi belajar
yang rendah, 3) sakit-sakitan, 4) sikap pesimis, 5) sikap negatif terhadap pelajaran,
6) kebiasaan buruk (malas) dalam belajar, 7) panca indra kurang berfungsi secara
optimal, 8) mengalami setres.
b.
faktor eksternal antara lain: 1) kurang memiliki fasilitas belajar, 2) teman yang
malas belajar, 3) iklim kehidupan keluarga yang tidak harmonis, 4) iklim kehidupan
sekolah yang kurang kondusif, 5) interaksi siswa dengan guru kurang harmonis, 6)
proses belajar kurang tertata dengan baik, 7) fasilitas belajar kurang lengkap.
Faktor-faktor di atas (ekstern maupun intern) saling berinteraksi secara lagsung
ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Dalam proses belajar seseorang
sudah pasti akan menghadapi kesulitan dan kegagalan, sehingga faktor-faktor yang
menghambat keberhasilan dalam belajar harus ditangani sedini mungkin dengan
memberikan layanan bimbingan kelompok kepada siswa yang mengalami kesulitan
maupun siswa yang tidak mengalami kesulitan di dalam proses belajarnya dan
memberikan layanan kepada siswa yang memiliki kebiasaan belajar baik itu kebiasaan
yang baik maupun kebiasaan belajar yang buruk.
Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling Belajar di SD
Pelaksaan bimbingan belajar di SD secara umum tidak dapat dilepaskan dari
karakteristik siswa SD dan karakteristik pembelajarnya. Mengacu pada kedua aspek
tersebut, pelaksanaan bimbingan dan konseling belajar di SD cenderung mengarah
kepada tiga pendekatan yaitu bimbingan kelompok, konseling kelompok, serta kegiatan
belajar mengajar yang bernuansa bimbingan.
a.
Bimbingan kelompok merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan kepada
siswa secara berkelompok. Bimbingan kelompok terdiri dari 20-35 orang, 15-20
orang dan paling efektif antara 5-15 orang (Romlah, 2006:3). Pelaksanaannya di
SD seringkali menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar
dalam rangka pembentukan sikap pribadi, social dan dalam belajar.

b.

Konseling kelompok merupakan salah satu aktivitas populer dalam layanan 

bimbingan dan konseling. Terutama dalam rangka perbaikan konsep diri siswa 

(Gibson & Marianne, 2010: 545). Konseling kelompok lebih menekankan pada 

upaya perbaikan permasalahan belajar siswa. Hal ini karena kebiasaan belajar yang 

salah muncul dari konsep diri yang salah. Dalam konseling kelompok, siswa 

seringkali sedang mengalami krisis dalam belajar atau permasalahan belajar yang 

sifatnya temporer dan situasional. 

Menurut Romlah (2006: 7) Perbedaan mendasar antara bimbingan kelompok dan 

konseling kelompok adalah sebagai berikut ini: 

Tabel 2 Perbedaan Bombingan dan Konseling 

No 

Aspek Perbedaan 

Bimb. Kelompok 

Kons. Kelompok 

1 

Sasaran 

Seluruh siswa secara regular Hanya siswa tertentu yang 

memiliki masalah serupa 

2 

Tujuan Pembentukan 

Sikap 

Tidak langsung 

Langsung 

3 

Teknik 

Pemberian informasi 

Keterlibatan proses 

4 

Basis hubungan 

kelompok 

Klasikal dan kurang intim 

Kelompok kecil dan intim 

Aplikasi Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar di SD 

Aplikasi layanan bimbingan dan konseling belajar di SD dilandasi oleh tugas-tugas 

perkembangan yang harus dicapai. Berikut ini landasan kerja bimbingan belajar dan arah 

pencapaiannya dengan mengacu pada tugas dan aspek-aspek perkembangan dan 

kematangan intelektual. Secara rinci pengembangan aspek kematanagan intelektual 

terbagi dalam tiga tingkatan: 

a. pengetahuan (kognitif) yaitu siswa mengetahui dan mengenal dan memahami 

tentang berbagai konsep tentang perilaku belajar yang baik. 

b. akomodasi (afektif) yaitu siswa menerima dan menginternalisasikan pengetahuan 

tentang belajar yang baik dalam bentuk sikap-sikap belajar yang menunjukkan cara 

belajar dan kebiasaan belajar yang baik. 

c. perilaku (psikomotorik) yaitu siswa aktif terlibat dalam mewujudkan berbagai 

aktifitas dalam setiap kehidupan keseharian dengan penuh kesadaran. 

Oleh sebab itu pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling belajar di SD dapat 

dilakukan dengan pelaksanaan kegiatan jenis-jenis layanan sebagai berikut: 

1.

aplikasi layanan bimbingan belajar di SD meliputi kegiatan berikut: 

a. layanan orientasi, dilakukan dalam bentuk pengenalan siswa terkait dengan 

lingkungan sekolah, lokasi perpustakaan, letak buku-buku, ruang guru, administrasi 

serta personil guru dan karyawan. 

b. layanan informasi, dilakukan dalam rangka memberikan penjelasan tentang tata 

tertib sekolah, jadwal pelajaran, dan aktivitas belajar mengajar. 

c. layanan penempatan dan penyaluran, terkait dengan akademik atau belajar adalah 

penempatan kelas, penempatan posisi duduk dalam kelas. 

d. layanan bimbingan cara belajar (klasikal, kelompok, individual), pentingnya cara 

belajar tidak terlepas dari karakteristik khas dari masing-masing materi pelajaran 

yang dipelajari. 

e. layanan himpunan data, antara lain biodata siswa, latar belakang keluarga 

(sosial-ekonomi-budaya), riwayat pendidikan, prestasi belajar, kesehatan dan 

lain sebagainya.f. layanan tampilan pustaka (bibliografi), layanan ini menonjolkan adanya

kelengkapan buku-buku perpustakaan yang menumbuhkan motivasi siswa

dalam belajar.

2.

aplikasi layanan konseling belajar di SD meliputi kegiatan berikut:

a. layanan konseling kelompok dan individual dalam rangka pemecahan

masalah-masalah disiplin belajar, cara belajar, manajemen waktu dan lain

sebagainya

b. layanan konsultasi, dilakukan dengan pihak yang dianggap memiliki

kewenanagn terhadap siswa misalnya kepala sekolah, orangtua.

c. layanan konferensi kasus, dilakukan dengan melibatkan seluruh unsure

pendidikan dan tenaga kependidikan untuk memecahkan problematika

individual maupun kelompok.

d. layanan kunjungan rumah (home visit), dilakukan untuk mendapatkan data

riil dan fakta aktivitas siswa serta pendapat orangtua, tetangga, dan

saudaranya tentang aktivitas belajar, sekolah serta permasalahan lainnya.

e. layanan alih tangan kasus (reveral). dilakukan dalam rangka pemecahan

masalah siswa yang sudah merupakan diluar kewenangan maupun

tanggungjawab guru.

Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Memberikan Layanan Bimbingan

Belajar Di SD

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Maju tidaknya

suatu Negara tergantung pada tingkat pendidikan di Negara tersebut. Semua Negara akan

terus berusaha untuk memajukan pendidikan. Untuk merealisasikan pendidikan yang

berkualitas, maka sekolah harus menyiapkan pendidik yang berkualitas sehingga dapat

meningkatkan mutu pendidikan. Namun, kegiatan belajar dan mengajar bukanlah

kegiatan yang berdiri sendiri, tetapi banyak hal yang secara langsung maupun tidak

langsung memiliki keterkaitan dengan kegiatan belajar. Salah satunya adalah kegiatan

bimbingan dan konseling.

Layanan bimbingan dan konseling mempunyai peranan yang besar dalam

membantu siswa untuk pengembangan kepribadiannya bagi peranan siswa di masa yang

akan datang, salah satu peran yang bisa dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling

adalah menciptakan kegiatan belajar mengajar bernuansa bimbingan konseling.

Di Sekolah Dasar, kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh Guru

bimbingan dan konseling secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA.

Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan

semua materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan memberikan layanan

bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali.

Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, Prayitno (1997:35-36)

mengatakan bahwa pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi,

informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan

kelompok, dan konseling kelompok.

Guru SD harus melaksanakan ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut agar

setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga

tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai

prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan

pembelajaran yang cukup berarti.

Realitas di lapangan, khususnya di SD menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam 

pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas 

dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan 

layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi 

belajar siswa. 

Oleh sebab itu kegiatan belajar mengajar di SD harus di integrasikan dalam 

bimbingan dan konseling. Salah satu teknik pelaksanaan bimbingan belajar di SD adalah 

melalui kegiatan belajar mengajar yang bernuansa bimbingan. Prinsip-prinsip kegiatan 

belajar mengajar bernuansa bimbingan yang harus diperhatikan antara lain adalah: 

a.

menciptakan iklim kelas yang bebas dari ketegangan dan menempatkan siswa 

sebagai subyek pengajaran 

b.

menerima dan memperlakukan siswa sebagai individu yang memiliki harga diri dan 

memahami kekurangan, kelebihan serta permasalahannya 

c.

mempersiapkan dan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan 

kebutuhan dan kemampuan siswa 

d.

membina hubungan yang dekat dengan semua siswa 

e.

memahami setiap permasalahan dan hambatan siswa dalam mempelajari materi 

pada tiap-tiap bidang studi 

f.

memberikan bantuan dengan segera pada siswa yang mengalami hambatan belajar 

g.

membimbing siswa agar mengembangkan kebiasaan belajar yang baik 

h.

memberikan umpan balik terhadap evaluasi 

i.

menggunakan pendekatan pembelajaran PAIKEM 

Melibatkan berbagai pihak (walikelas, guru mapel, kepala sekolah dan orangtua) 

dalam proses pendidikan dan pembelajaran secara utuh. 

Bimbingan dan konseling belajar berupaya memfasilitasi siswa dalam mencapai 

tujuan-tujuan belajar secara optimal. Bimbingan belajar juga merupakan usaha bimbingan 

kepada siswa untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang dialami. Menurut 

Nurihsan (2011:15) layanan dan bimbingan konseling belajar diselenggarakan untuk 

membantu siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai macam permasalahan 

belajar yang ada. Beberapa permasalahan belajar yang ada diantaranya adalah kebiasaan

belajar yang buruk, waktu belajar yang kurang disiplin, kesulitan membuat catatan, dan 

lain sebagainya. Kesulitan-kesulitan itulah yang melatarbelakangi perlunya bimbingan 

dan konseling belajar di SD. 

Bimbingan belajar merupakan kegiatan bimbingan yang bertujuan agar siswa 

mampu mencapai keberhasilan dalam belajar secara optimal. Beberapa strategi 

bimbingan belajar dapat digunakan di antaranya adalah kelompok belajar, informasi cara 

belajar yang baik dan efisien, cara mengatur jadwal belajar, cara memusatkan perhatian 

belajar, dan lain sebagainya. Dengan demikian, bimbingan belajar secara umum adalah 

proses pendampingan terhadap siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan 

evaluasi serta perbaikan proses belajarnya. 

Pada dasarnya kegiatan bimbingan dan konseling untuk anak-anak memiliki tujuan 

agar siswa dapat mengubah perilaku yang dapat memunculkan dampak negative (Geldarr 

& Geldard: 2001:3). Misalnya malas belajar, tidak disiplin, sering membolos, yang dapat 

berdampak pada prestasi belajar. Dengan demikian tujuan layanan bimbingan dan 

konseling belajar di SD adalah membantu siswa mengembangkan kebiasaan belajar yang 

baik sehingga dapat mengikuti pelajaran dan menguasai materi pelajaran dengan baik. 

Peranan bimbingan dan konseling belajar di SD diharapkan semakin meningkat, 

melalui para pendidik yaitu guru kelas dan guru pembimbing atau konselor yang 

senantiasa dapat bekerja sama, membantu siswa dalam menghadapi permasalahan dan

menghadapi kesulitan dengan memanfaatkan empat fungsi, empat bidang, tujuh jenis

layanan, dan lima kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Sehingga para siswa

yang mengalami masalah terentaskan dari permasalahan yang dihadapi, dan dapat

diharapkan dengan peningkatan layanan tersebut, dapat membantu siswa yang tidak

mengalami permasalahan, baik permasalahan perkembangan maupun permasalahan

pembelajaran. Operasionalisasinya adalah nilai-nilai layanan bimbingan belajar

diberikan kepada siswa di sela-sela atau bahkan bersamaan dengan materi pelajaran.

PENUTUP 

Simpulan 

Di Sekolah Dasar, kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh Guru 

bimbingan dan konseling secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. 

Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan 

semua materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan memberikan layanan 

bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali. 

Tugas Guru Kelas di SD selain mengajar adalah menyelenggarakan kegiatan 

bimbingan terhadap seluruh siswa di kelas yang menjadi tanggungjawabnya. Hal itu 

mungkin dan sewajarnya demikian karena guru kelas yang PHUXSDNDQSHPELPELQJGDQ

SHQJDVXKXWDPD\DQJVHWLDSKDULEHUDGDEHUVDPDVLVZDGDODPSURVHVSHQGLGLNDQGDVDU

yang amat vital dalam keseluruhan perkembangan siswa, terutama dalam hal belajar. 

Realitas di lapangan, khususnya di SD menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam 

pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas 

dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan 

layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi 

belajar siswa. 

Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu murid-murid agar 

mendapat penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap murid dapat 

belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai 

perkembangan yang optimal, diantaranya adalah: 

1. membantu siswa SD mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai 

pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkan untuk melanjutkan pendidikan pada 

tingkat yang lebih tinggi. 

2. mencapai cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang anak atau kelompok 

anak. 

2. menunjukkan cara-cara mempelajari dan menggunakan buku pelajaran. 

3. membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian. 

4. menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajarnya 

Oleh sebab itu kegiatan belajar mengajar di SD harus di integrasikan dalam bimbingan 

dan konseling. Layanan bimbingan dan konseling mempunyai peranan yang besar dalam 

membantu siswa untuk pengembangan kepribadiannya bagi peranan siswa di masa yang 

akan dating. Salah satu teknik pelaksanaan bimbingan belajar di SD adalah melalui 

kegiatan belajar mengajar yang bernuansa bimbingan. Operasionalisasinya adalah nilainilai layanan bimbingan belajar diberikan kepada siswa di sela-sela atau bahkan 

bersamaan dengan materi pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA 

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Bandung: Rineka Cipta. 

Gibson, Robert L & Marianne H. Mitchell. 2010. Bimbingan dan Konseling: edisi 

ketujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 

Hidayat, Dede Rahmat dan Herdi. 2013. Bimbingan dan Konseling Kesehatan Mental di 

Sekolah. Bandung: Rosdakarya. 

Irham, Muhammad dan Novan Ardi Wiyani. 2014. Bimbingan dan Konseling: Teori dan 

Aplikasi di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 

Juntika, Nurihsan. 2011. Teknik Bimbingan dan Konseling dalam Bimbingan dan 

Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: Rajawali Press. 

Marsudi, saring dkk. 2003. Layanan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Surakarta: 

Muhammadiyah University Press. 

0XDZDQDK(OILGDQ5LID+LGD\DKBimbingan dan Konseling Islam di Sekolah 

Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. 

Nurihsan, Achmad Juntika. 2011. Bimbingan dan Konseling Dalam berbagai Latar 

Kehidupan. Bandung: Refika Aditama. 

Prayitno. 1997. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar. Padang: Penebar 

Aksara. 

Prayitno dan Erman Amti. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka 

Cipta. 

Romlah, Tatiek. 2006. Teori dan Praktek Bimbingan dan Konseling. Malang: Penerbit 

Universitas Negeri Malang. 

Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengamatan Pelaksanaan Program Bimbingan di Sekolah. 

Jakarta: Rineka Cipta. 

Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Penerbit Andi. 

Yusuf, Syamsu dkk. 20

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun