Nirwana(2022A1H097)
AbstractÂ
Student learning problems is very complex and various like lying, go withoutÂ
permission, steal, cheated, discipline learn low, the motivation to study low, troubleÂ
adjusting self, trouble follows lessons, low learning achievements, does notÂ
necessarily caused by the students stupid but caused by attitudes and reviewingÂ
wrong. Educational guidance in primary schools service were guidance aimed atÂ
helping of primary school students can learn by effective and efficient, reached theÂ
development of optimal and develop a habit learning good in mastering knowledge,Â
skill and prepare to continue their studies at a higher level. Therefore the learningÂ
process in primary school have to be in integrasikan in guidance and counseling. OneÂ
method the implementation of the educational guidance in primary schools is throughÂ
teaching and learning activities nuance guidance. The operation is values earlyÂ
education services given in the on the sidelines of or even at the same time as theÂ
subject matter.
Keywords: guidance and counseling, educational guidance, primary schoo
AbstrakÂ
Permasalahan belajar siswa sangatlah kompleks dan bermacam-macam sepertiÂ
berbohong, pergi tanpa izin, mencuri, menyontek, kedisiplinan belajar rendah,Â
motivasi belajar rendah, prestasi belajar rendah, tidak serta merta diakibatkan olehÂ
siswa yang bodoh melainkan disebabkan oleh sikap dan cara belajar yang salah.Â
Bimbingan belajar di SD merupakan layanan bimbingan yang bertujuan untukÂ
membantu siswa SD dapat belajar dengan efektif dan efisien, mencapaiÂ
perkembangan optimal dan mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalamÂ
menguasai pengetahuan, keterampilan serta menyiapkan untuk melanjutkanÂ
pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Oleh sebab itu kegiatan belajar mengajarÂ
di SD harus di integrasikan dalam bimbingan dan konseling. Salah satu metodeÂ
pelaksanaan bimbingan belajar di SD adalah melalui kegiatan belajar mengajar yangÂ
bernuansa bimbingan. Operasionalisasinya adalah nilai-nilai layanan bimbinganÂ
belajar diberikan kepada siswa di sela-sela atau bahkan bersamaan dengan materiÂ
pelajaran.
Kata kunci: bimbingan dan konseling, layanan bimbingan belajar, SD
PENDAHULUANÂ
Perkembangan arus globalisasi pasti akan mengubah peran dan fungsi lembagaÂ
pendidikan, dan secara tidak langsung menjadi sebuah tantangan dunia pendidikan untukÂ
mendampingi siswa mengarungi dan mempersiapkannya. Bahkan serangan modernitasÂ
harus segera diantisipasi dengan memposisikan siswa sesuai dengan semestinya, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Globalisasi dengan kemajuan IPTEKÂ
sebagai ciri khasnya akan semakin keras mengguncang masyarakat dan dunia pendidikanÂ
(Prayitno dan Amti, 2009: 27). Layanan bimbingan dan konseling dalam bingkaiÂ
pendidikan nasional diberikan bagi seluruh siswa yang menyangkut permasalahanÂ
pribadi, sosial, belajar dan karir mulai jenjang TK, SD, SMP, SMA sampai denganÂ
Perguruan Tinggi dalam rangka pengembangan diri (Hidayat dan Herdi, 2013: 121).Â
Guru pembimbing dapat ditempati oleh tiga kelompok, yaitu guru pembimbingÂ
murni mengemban tugas pokok bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran yangÂ
mendapatkan tugas tambahan sebagai pembimbing, dan guru pembimbing yangÂ
mendapatkan tugas tambahan untuk mengajar. Idealnya, guru pembimbing di sekolahÂ
adalah guru yang memiliki kewenangan sebagai guru pembimbing dengan latar belakangÂ
pendidikan bimbingan dan konseling. Namun demikian apabila di sekolah memang tidakÂ
terdapat guru pembimbing, guru mata pelajaran dapat menempatkan diri sebagai guruÂ
pembimbing.Â
Perlunya bimbingan dan konseling di SD pada dasarnya tidak lepas dariÂ
problematika perkembangan. Usia SD adalah masa mengenal lingkungan yang lebih luasÂ
sebagai tempat bersosialisasi. Anak SD belajar menyesuaikan diri dan hidup denganÂ
aturan serta norma yang berlaku. Mereka mulai belajar memahami berbagai aturan, nilaiÂ
dan norma-norma di masyarakat sekolah (Nurihsan, 2011: 51).Â
Permasalahannya proses belajar siswa di SD dilakukan melalui proses modellingÂ
atau belajar sosial. Menurut teori Albert Bandura, siswa mempelajari sikap dan perilakuÂ
dengan cara mengamati, menginternalisasi, kemudian meniru yang kadangkala tanpa adaÂ
filterisasi tentang nilai baik buruk atau benar salah atas perilaku yang ditiru. Kondisi iniÂ
menjadi kekhawatiran salah satu pemicu perlu memunculkan adanya layanan bimbinganÂ
dan konseling di Sekolah Dasar (SD).Â
Layanan bimbingan dan konseling yang diberikan di Sekolah Dasar (SD) mencakupÂ
layanan bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir. Layanan bimbingan dan konselingÂ
di SD bertujuan membantu siswa menemukan, memahami serta mengembangkan pribadiÂ
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, mandiri, aktif, kreatif, serta sehat secaraÂ
jasmani dan rohani. Dalam layanan bimbingan belajar, bimbingan dan konselingÂ
berupaya membantu siswa mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalamÂ
menguasai pengetahuan, ketrampilan, serta untuk mempersiapkan siswa melanjutkanÂ
studi.Â
Bagaimanakah peranan bimbingan dan konseling dalam memberikan layananÂ
bimbingan belajar di SD?Â
Untuk mengetahui peranan bimbingan dan konseling dalam memberikan layananÂ
bimbingan belajar di SD.Â
Secara umum manfaat kajian peranan bimbingan dan konseling dalam memberikanÂ
layanan bimbingan belajar di SD adalah membantu guru dalam memberikan layananÂ
kepada siswa agar mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan bakat,Â
kemampuan dan nilai-nilai yang dimiliki. Secara khusus, agar siswa dapat (1) mengenal,Â
memahami, menerima, mengarahkan dan mengaktualisasikan potensi secara optimal, (2)Â
mengembangkan berbagai keterampilan belajar, (3) mengembangkan suasana belajarÂ
yang kondusif, dan (4) memahami lingkungan pendidikan.
PEMBAHASAN
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Adanya pelayanan bimbingan di sekolah memberikan jaminan, bahwa semua siswaÂ
mendapatkan perhatian sebagai seorang pribadi yang sedang berkembang serta mendapatÂ
bantuan dalam menghadapi semua tantangan, kesulitan dan masalah yang berkaitanÂ
dengan perkembangan mereka.Â
Menurut Walgito (2004:5) bimbingan merupakan bantuan atau pertolongan yangÂ
diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasiÂ
kesulitan-kesulitan dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu ituÂ
dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. Sukardi (2000:20) mengungkapkan pengertianÂ
bimbingan yaitu Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada seseorangÂ
atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh konselor agar individuÂ
atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Adapun pengertian konselingÂ
menurut Walgito (2004:7) bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepadaÂ
individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara dan dengan caraÂ
yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraanÂ
hidupnya.Â
Konseling menurut pengertian di atas adalah bentuk bantuan yang diberikan untukÂ
individu melalui wawancara untuk menyelesaikan masalah kehidupannya agar individuÂ
tersebut mencapai kesejahteraan, dapat mengenal diri sendiri, lengkap dengan segalaÂ
kemampuan yang dimilikinya, dan bantuan ini dapat diberikan oleh bimbingan danÂ
konseling.Â
Dengan memperhatikan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, makaÂ
dapat disimpulkan bahwa:Â
a.
Bimbingan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang sistematis danÂ
kontinyu dari pembimbing kepada yang dibimbing.Â
b.
Bantuan yang diberikan ditujukan untuk tercapainya kemampuan yang optimal,Â
maupun memahami diri, mengarahkan diri, mengatasi masalah, dan menyesuaikanÂ
diri terhadap lingkungan, serta mampu membuat keputusan yang bijaksana dalamÂ
merencanakan masa depan.Â
c.
Untuk melaksanakan bantuan tersebut diperlukan personil/orang yang memilikiÂ
pengetahuan, ketrampilan, dan keahlian khusus serta pengalaman yang memadaiÂ
dalam bidang bimbingan dan konseling.Â
Maka jelaslah, layanan bimbingan di sekolah adalah suatu kegiatan profesi yangÂ
harus dilakukan oleh petugas profesional. Dalam hal ini adalah guru pembimbing yangÂ
ada di sekolah.Â
Bimbingan dan Konseling di Sekolah DasarÂ
Seperti diketahui siswa di SD atau siswa SD adalah individu yang berusia antaraÂ
enam sampai dengan duabelas tahun, yang berdasarkan tugas perkembangannya beradaÂ
dalam tahap perkembangan masa kanak-kanak sampai masa remaja awal. DalamÂ
menghadapi masa perkembangan tersebut siswa SD sebagai individu yang tumbuh danÂ
berkembang pada masa kanak-kanak, kadang-kadang menghadapi permasalahan danÂ
menghadapi kesulitan, yang membuat mereka memerlukan bantuan dari orang lain,Â
khususnya kedua orang tua dan pendidik mereka.Â
 Ruang lingkup penyelenggaraan bimbingan dan konseling di SD terbagi dalamÂ
empat fungsi, empat bidang, tujuh jenis layanan, dan lima kegiatan pendukung bimbinganÂ
dan konseling. Menurut Prayitno (1997: 61), empat fungsi tersebut adalah pemahaman,Â
pencegahan, pengentasan, dan pengembangan/ pemeliharaan. Empat bidang bimbinganÂ
meliputi bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier. Tujuh layanan meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan/ penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan,Â
bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Sedangkan lima kegiatan pendukungÂ
meliputi aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, danÂ
alih tangan kasus.Â
 Dengan menempatkan tenaga konselor di SD diharapkan beban guru dalamÂ
membimbing siswanya dapat terbantu. Pelayanan bimbingan dan konseling di SDÂ
diharapkan membantu siswa dalam menghadapi permasalahan dan menghadapi kesulitan,Â
membantu siswa yang mengalami permasalahan, baik permasalahan perkembanganÂ
maupun permasalahan pembelajaran siswa.Â
Problematika Belajar Siswa di SDÂ
Belajar merupakan usaha untuk mencapai sebuah tingkah laku yang diharapkan,Â
baik dalam bentuk kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil dari belajar dapat dilihatÂ
secara nyata dalam bentuk penguasaan materi pelajaran, penggunaan pengetahuan danÂ
ketrampilan, dan kemampuan menilai terhadap sikap dan perilaku dalam berbagai aspekÂ
kehidupan. Oleh sebab itu belajar adalah proses psiko-fisik untuk menuju perkembanganÂ
pribadi seutuhnya (Sardiman, 2012: 20).Â
Pada praktiknya proses pendidikan dan belajar siswa tidak pernah berjalan lancar,Â
selalu ada permasalahan. Permasalahan belajar siswa sangatlah kompleks dan bervariasiÂ
mulai dari berbohong, pergi tanpa izin, mencuri, menyontek, kedisiplinan belajar rendah,Â
motivasi belajar rendah, masalah penyesuaian diri, kesulitan mengikuti pelajaran, prestasiÂ
belajar rendah, tidak serta merta diakibatkan oleh siswa yang bodoh melainkanÂ
disebabkan oleh sikap dan cara belajar yang salah. Hal ini tidak terlepas dari dampakÂ
perkembangan ilmu, pengetahuan dan tekhnologi serta seni yang berdampak padaÂ
perubahan gaya hidup di masyarakat. Sebab itu peran bimbingan dan konseling belajarÂ
dewasa ini sangat dibutuhkan bagi siswa dalam hal ini adalah siswa di SD.Â
Wujud nyata kebiasaan belajar siswa yang salah dan kurangnya kesungguhan dalamÂ
EHODMDUGLWHOLWLROHKEDQ\DNSDNDUGLDQWDUDQ\DDGDODK0XDZDQDKGDQ+LGD\DK-
30) yang melaporkan problematika belajar siswa di sekolah dan menemukan secaraÂ
umum bahwa terdapat beberapa kecenderungan tindakan pendidik terhadap perilaku danÂ
sikap siswa yang menyimpang diantaranya adalah:Â
Tabel 1 Perilaku Siswa dan Penanganan Layanan BimbinganÂ
NoÂ
Perilaku Negatif SiswaÂ
Tindakan Penanganan Layanan BimbinganÂ
1Â
Pada waktu diterangkan bermainÂ
sendiriÂ
Memberi nasehat, member bimbingan denganÂ
menunggui sampai mau menulis dan memberÂ
contohÂ
2Â
Tidak masuk sekolah dan main PSÂ
Memberi peringatan dan sanksiÂ
3Â
Tidak mengerjakan PR/tugas yangÂ
diberikanÂ
Diberi peringatan dan sanksi yang mendidik,Â
selalu memeriksa tugas yang diberikanÂ
4Â
Sering terlambat sekolahÂ
Memberi peringatan dan sanksi, memberÂ
pembinaan disiplin harus menjadi pembiasaanÂ
sehari-hariÂ
5Â
Selalu lupa membawa alat tulis atauÂ
bukuÂ
Member perhatian lebih pada siswa yangÂ
bermasalahÂ
6Â
Sering tidak masuk sekolah tanpaÂ
keteranganÂ
Diruang BP ortu dipanggil jika tidak masukÂ
meminta izin dan tidak diulangiÂ
7Â
Saat jam pelajaran tidak mauÂ
menulis dan mengganggu temannyaÂ
Diberi peringatan, diberi hukuman yang tidakÂ
memberatkanÂ
8Â
Terbelakang mentalÂ
Diserahkan pd lembaga khusus Munculnya problematika siswa tidak lepas dari kondisi pribadi siswa. Tidak sedikit
yang mengatakan bahwa permasalahan siswa karena faktor intelegensi namun lebih pada
sikap dan kedisiplinan siswa yang rendah (Ahmadi, 2004: 77).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004:79) faktor penyebab kesulitan belajar siswa
antara lain faktor intern dan faktor ekstern, berikut ini akan diurikan lebih lanjut:
a.
faktor Intern : sakit, kurang sehat, cacat tubuh, intellegensi, bakat, minat, motivasi,
kesehatan mental, dan tipe belajar anak.
b.
faktor ekstern
1) faktor keluarga : cara mendidik anak, hubungan orang tua-anak, contoh atau
bimbingan dari orang tua, suasana rumah/keluarga, keadaan ekonomi
keluarga baik ekonomi yang miskin atau terlalu kaya.
2) faktor sekolah: guru, factor alat, kondisi gedung, kurikulum, waktu sekolah
dan disiplin kurang.
3) faktor mass media dan lingkungan sosial : bioskop, TV, majalah, komik,
teman bergaul, lingkungan tetangga, aktivitas dalam masyarakat dan lain
sebagainya..
Yusuf dkk (2004:63) menambahkan faktor-faktor yang dapat menghambat
keberhasilan belajar adalah sebagai berikut:
a.
faktor internal antara lain: 1) kemampuan belajar yang rendah, 2) motivasi belajar
yang rendah, 3) sakit-sakitan, 4) sikap pesimis, 5) sikap negatif terhadap pelajaran,
6) kebiasaan buruk (malas) dalam belajar, 7) panca indra kurang berfungsi secara
optimal, 8) mengalami setres.
b.
faktor eksternal antara lain: 1) kurang memiliki fasilitas belajar, 2) teman yang
malas belajar, 3) iklim kehidupan keluarga yang tidak harmonis, 4) iklim kehidupan
sekolah yang kurang kondusif, 5) interaksi siswa dengan guru kurang harmonis, 6)
proses belajar kurang tertata dengan baik, 7) fasilitas belajar kurang lengkap.
Faktor-faktor di atas (ekstern maupun intern) saling berinteraksi secara lagsung
ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Dalam proses belajar seseorang
sudah pasti akan menghadapi kesulitan dan kegagalan, sehingga faktor-faktor yang
menghambat keberhasilan dalam belajar harus ditangani sedini mungkin dengan
memberikan layanan bimbingan kelompok kepada siswa yang mengalami kesulitan
maupun siswa yang tidak mengalami kesulitan di dalam proses belajarnya dan
memberikan layanan kepada siswa yang memiliki kebiasaan belajar baik itu kebiasaan
yang baik maupun kebiasaan belajar yang buruk.
Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling Belajar di SD
Pelaksaan bimbingan belajar di SD secara umum tidak dapat dilepaskan dari
karakteristik siswa SD dan karakteristik pembelajarnya. Mengacu pada kedua aspek
tersebut, pelaksanaan bimbingan dan konseling belajar di SD cenderung mengarah
kepada tiga pendekatan yaitu bimbingan kelompok, konseling kelompok, serta kegiatan
belajar mengajar yang bernuansa bimbingan.
a.
Bimbingan kelompok merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan kepada
siswa secara berkelompok. Bimbingan kelompok terdiri dari 20-35 orang, 15-20
orang dan paling efektif antara 5-15 orang (Romlah, 2006:3). Pelaksanaannya di
SD seringkali menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar
dalam rangka pembentukan sikap pribadi, social dan dalam belajar.
b.
Konseling kelompok merupakan salah satu aktivitas populer dalam layananÂ
bimbingan dan konseling. Terutama dalam rangka perbaikan konsep diri siswaÂ
(Gibson & Marianne, 2010: 545). Konseling kelompok lebih menekankan padaÂ
upaya perbaikan permasalahan belajar siswa. Hal ini karena kebiasaan belajar yangÂ
salah muncul dari konsep diri yang salah. Dalam konseling kelompok, siswaÂ
seringkali sedang mengalami krisis dalam belajar atau permasalahan belajar yangÂ
sifatnya temporer dan situasional.Â
Menurut Romlah (2006: 7) Perbedaan mendasar antara bimbingan kelompok danÂ
konseling kelompok adalah sebagai berikut ini:Â
Tabel 2 Perbedaan Bombingan dan KonselingÂ
NoÂ
Aspek PerbedaanÂ
Bimb. KelompokÂ
Kons. KelompokÂ
1Â
SasaranÂ
Seluruh siswa secara regular Hanya siswa tertentu yangÂ
memiliki masalah serupaÂ
2Â
Tujuan PembentukanÂ
SikapÂ
Tidak langsungÂ
LangsungÂ
3Â
TeknikÂ
Pemberian informasiÂ
Keterlibatan prosesÂ
4Â
Basis hubunganÂ
kelompokÂ
Klasikal dan kurang intimÂ
Kelompok kecil dan intimÂ
Aplikasi Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar di SDÂ
Aplikasi layanan bimbingan dan konseling belajar di SD dilandasi oleh tugas-tugasÂ
perkembangan yang harus dicapai. Berikut ini landasan kerja bimbingan belajar dan arahÂ
pencapaiannya dengan mengacu pada tugas dan aspek-aspek perkembangan danÂ
kematangan intelektual. Secara rinci pengembangan aspek kematanagan intelektualÂ
terbagi dalam tiga tingkatan:Â
a. pengetahuan (kognitif) yaitu siswa mengetahui dan mengenal dan memahamiÂ
tentang berbagai konsep tentang perilaku belajar yang baik.Â
b. akomodasi (afektif) yaitu siswa menerima dan menginternalisasikan pengetahuanÂ
tentang belajar yang baik dalam bentuk sikap-sikap belajar yang menunjukkan caraÂ
belajar dan kebiasaan belajar yang baik.Â
c. perilaku (psikomotorik) yaitu siswa aktif terlibat dalam mewujudkan berbagaiÂ
aktifitas dalam setiap kehidupan keseharian dengan penuh kesadaran.Â
Oleh sebab itu pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling belajar di SD dapatÂ
dilakukan dengan pelaksanaan kegiatan jenis-jenis layanan sebagai berikut:Â
1.
aplikasi layanan bimbingan belajar di SD meliputi kegiatan berikut:Â
a. layanan orientasi, dilakukan dalam bentuk pengenalan siswa terkait denganÂ
lingkungan sekolah, lokasi perpustakaan, letak buku-buku, ruang guru, administrasiÂ
serta personil guru dan karyawan.Â
b. layanan informasi, dilakukan dalam rangka memberikan penjelasan tentang tataÂ
tertib sekolah, jadwal pelajaran, dan aktivitas belajar mengajar.Â
c. layanan penempatan dan penyaluran, terkait dengan akademik atau belajar adalahÂ
penempatan kelas, penempatan posisi duduk dalam kelas.Â
d. layanan bimbingan cara belajar (klasikal, kelompok, individual), pentingnya caraÂ
belajar tidak terlepas dari karakteristik khas dari masing-masing materi pelajaranÂ
yang dipelajari.Â
e. layanan himpunan data, antara lain biodata siswa, latar belakang keluargaÂ
(sosial-ekonomi-budaya), riwayat pendidikan, prestasi belajar, kesehatan danÂ
lain sebagainya.f. layanan tampilan pustaka (bibliografi), layanan ini menonjolkan adanya
kelengkapan buku-buku perpustakaan yang menumbuhkan motivasi siswa
dalam belajar.
2.
aplikasi layanan konseling belajar di SD meliputi kegiatan berikut:
a. layanan konseling kelompok dan individual dalam rangka pemecahan
masalah-masalah disiplin belajar, cara belajar, manajemen waktu dan lain
sebagainya
b. layanan konsultasi, dilakukan dengan pihak yang dianggap memiliki
kewenanagn terhadap siswa misalnya kepala sekolah, orangtua.
c. layanan konferensi kasus, dilakukan dengan melibatkan seluruh unsure
pendidikan dan tenaga kependidikan untuk memecahkan problematika
individual maupun kelompok.
d. layanan kunjungan rumah (home visit), dilakukan untuk mendapatkan data
riil dan fakta aktivitas siswa serta pendapat orangtua, tetangga, dan
saudaranya tentang aktivitas belajar, sekolah serta permasalahan lainnya.
e. layanan alih tangan kasus (reveral). dilakukan dalam rangka pemecahan
masalah siswa yang sudah merupakan diluar kewenangan maupun
tanggungjawab guru.
Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Memberikan Layanan Bimbingan
Belajar Di SD
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Maju tidaknya
suatu Negara tergantung pada tingkat pendidikan di Negara tersebut. Semua Negara akan
terus berusaha untuk memajukan pendidikan. Untuk merealisasikan pendidikan yang
berkualitas, maka sekolah harus menyiapkan pendidik yang berkualitas sehingga dapat
meningkatkan mutu pendidikan. Namun, kegiatan belajar dan mengajar bukanlah
kegiatan yang berdiri sendiri, tetapi banyak hal yang secara langsung maupun tidak
langsung memiliki keterkaitan dengan kegiatan belajar. Salah satunya adalah kegiatan
bimbingan dan konseling.
Layanan bimbingan dan konseling mempunyai peranan yang besar dalam
membantu siswa untuk pengembangan kepribadiannya bagi peranan siswa di masa yang
akan datang, salah satu peran yang bisa dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling
adalah menciptakan kegiatan belajar mengajar bernuansa bimbingan konseling.
Di Sekolah Dasar, kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh Guru
bimbingan dan konseling secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA.
Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan
semua materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan memberikan layanan
bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali.
Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, Prayitno (1997:35-36)
mengatakan bahwa pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi,
informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan
kelompok, dan konseling kelompok.
Guru SD harus melaksanakan ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut agar
setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga
tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai
prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan
pembelajaran yang cukup berarti.
Realitas di lapangan, khususnya di SD menunjukkan bahwa peran guru kelas dalamÂ
pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugasÂ
dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikanÂ
layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasiÂ
belajar siswa.Â
Oleh sebab itu kegiatan belajar mengajar di SD harus di integrasikan dalamÂ
bimbingan dan konseling. Salah satu teknik pelaksanaan bimbingan belajar di SD adalahÂ
melalui kegiatan belajar mengajar yang bernuansa bimbingan. Prinsip-prinsip kegiatanÂ
belajar mengajar bernuansa bimbingan yang harus diperhatikan antara lain adalah:Â
a.
menciptakan iklim kelas yang bebas dari ketegangan dan menempatkan siswaÂ
sebagai subyek pengajaranÂ
b.
menerima dan memperlakukan siswa sebagai individu yang memiliki harga diri danÂ
memahami kekurangan, kelebihan serta permasalahannyaÂ
c.
mempersiapkan dan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sesuai denganÂ
kebutuhan dan kemampuan siswaÂ
d.
membina hubungan yang dekat dengan semua siswaÂ
e.
memahami setiap permasalahan dan hambatan siswa dalam mempelajari materiÂ
pada tiap-tiap bidang studiÂ
f.
memberikan bantuan dengan segera pada siswa yang mengalami hambatan belajarÂ
g.
membimbing siswa agar mengembangkan kebiasaan belajar yang baikÂ
h.
memberikan umpan balik terhadap evaluasiÂ
i.
menggunakan pendekatan pembelajaran PAIKEMÂ
Melibatkan berbagai pihak (walikelas, guru mapel, kepala sekolah dan orangtua)Â
dalam proses pendidikan dan pembelajaran secara utuh.Â
Bimbingan dan konseling belajar berupaya memfasilitasi siswa dalam mencapaiÂ
tujuan-tujuan belajar secara optimal. Bimbingan belajar juga merupakan usaha bimbinganÂ
kepada siswa untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang dialami. MenurutÂ
Nurihsan (2011:15) layanan dan bimbingan konseling belajar diselenggarakan untukÂ
membantu siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai macam permasalahanÂ
belajar yang ada. Beberapa permasalahan belajar yang ada diantaranya adalah kebiasaan
belajar yang buruk, waktu belajar yang kurang disiplin, kesulitan membuat catatan, danÂ
lain sebagainya. Kesulitan-kesulitan itulah yang melatarbelakangi perlunya bimbinganÂ
dan konseling belajar di SD.Â
Bimbingan belajar merupakan kegiatan bimbingan yang bertujuan agar siswaÂ
mampu mencapai keberhasilan dalam belajar secara optimal. Beberapa strategiÂ
bimbingan belajar dapat digunakan di antaranya adalah kelompok belajar, informasi caraÂ
belajar yang baik dan efisien, cara mengatur jadwal belajar, cara memusatkan perhatianÂ
belajar, dan lain sebagainya. Dengan demikian, bimbingan belajar secara umum adalahÂ
proses pendampingan terhadap siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring danÂ
evaluasi serta perbaikan proses belajarnya.Â
Pada dasarnya kegiatan bimbingan dan konseling untuk anak-anak memiliki tujuanÂ
agar siswa dapat mengubah perilaku yang dapat memunculkan dampak negative (GeldarrÂ
& Geldard: 2001:3). Misalnya malas belajar, tidak disiplin, sering membolos, yang dapatÂ
berdampak pada prestasi belajar. Dengan demikian tujuan layanan bimbingan danÂ
konseling belajar di SD adalah membantu siswa mengembangkan kebiasaan belajar yangÂ
baik sehingga dapat mengikuti pelajaran dan menguasai materi pelajaran dengan baik.Â
Peranan bimbingan dan konseling belajar di SD diharapkan semakin meningkat,Â
melalui para pendidik yaitu guru kelas dan guru pembimbing atau konselor yangÂ
senantiasa dapat bekerja sama, membantu siswa dalam menghadapi permasalahan dan
menghadapi kesulitan dengan memanfaatkan empat fungsi, empat bidang, tujuh jenis
layanan, dan lima kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Sehingga para siswa
yang mengalami masalah terentaskan dari permasalahan yang dihadapi, dan dapat
diharapkan dengan peningkatan layanan tersebut, dapat membantu siswa yang tidak
mengalami permasalahan, baik permasalahan perkembangan maupun permasalahan
pembelajaran. Operasionalisasinya adalah nilai-nilai layanan bimbingan belajar
diberikan kepada siswa di sela-sela atau bahkan bersamaan dengan materi pelajaran.
PENUTUPÂ
SimpulanÂ
Di Sekolah Dasar, kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh GuruÂ
bimbingan dan konseling secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA.Â
Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikanÂ
semua materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan memberikan layananÂ
bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali.Â
Tugas Guru Kelas di SD selain mengajar adalah menyelenggarakan kegiatanÂ
bimbingan terhadap seluruh siswa di kelas yang menjadi tanggungjawabnya. Hal ituÂ
mungkin dan sewajarnya demikian karena guru kelas yang PHUXSDNDQSHPELPELQJGDQ
SHQJDVXKXWDPD\DQJVHWLDSKDULEHUDGDEHUVDPDVLVZDGDODPSURVHVSHQGLGLNDQGDVDU
yang amat vital dalam keseluruhan perkembangan siswa, terutama dalam hal belajar.Â
Realitas di lapangan, khususnya di SD menunjukkan bahwa peran guru kelas dalamÂ
pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugasÂ
dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikanÂ
layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasiÂ
belajar siswa.Â
Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu murid-murid agarÂ
mendapat penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap murid dapatÂ
belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dan mencapaiÂ
perkembangan yang optimal, diantaranya adalah:Â
1. membantu siswa SD mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasaiÂ
pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkan untuk melanjutkan pendidikan padaÂ
tingkat yang lebih tinggi.Â
2. mencapai cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang anak atau kelompokÂ
anak.Â
2. menunjukkan cara-cara mempelajari dan menggunakan buku pelajaran.Â
3. membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian.Â
4. menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajarnyaÂ
Oleh sebab itu kegiatan belajar mengajar di SD harus di integrasikan dalam bimbinganÂ
dan konseling. Layanan bimbingan dan konseling mempunyai peranan yang besar dalamÂ
membantu siswa untuk pengembangan kepribadiannya bagi peranan siswa di masa yangÂ
akan dating. Salah satu teknik pelaksanaan bimbingan belajar di SD adalah melaluiÂ
kegiatan belajar mengajar yang bernuansa bimbingan. Operasionalisasinya adalah nilainilai layanan bimbingan belajar diberikan kepada siswa di sela-sela atau bahkanÂ
bersamaan dengan materi pelajaran.
DAFTAR PUSTAKAÂ
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Bandung: Rineka Cipta.Â
Gibson, Robert L & Marianne H. Mitchell. 2010. Bimbingan dan Konseling: edisiÂ
ketujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Â
Hidayat, Dede Rahmat dan Herdi. 2013. Bimbingan dan Konseling Kesehatan Mental diÂ
Sekolah. Bandung: Rosdakarya.Â
Irham, Muhammad dan Novan Ardi Wiyani. 2014. Bimbingan dan Konseling: Teori danÂ
Aplikasi di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.Â
Juntika, Nurihsan. 2011. Teknik Bimbingan dan Konseling dalam Bimbingan danÂ
Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: Rajawali Press.Â
Marsudi, saring dkk. 2003. Layanan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Surakarta:Â
Muhammadiyah University Press.Â
0XDZDQDK(OILGDQ5LID+LGD\DKBimbingan dan Konseling Islam di SekolahÂ
Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.Â
Nurihsan, Achmad Juntika. 2011. Bimbingan dan Konseling Dalam berbagai LatarÂ
Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.Â
Prayitno. 1997. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar. Padang: PenebarÂ
Aksara.Â
Prayitno dan Erman Amti. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: RinekaÂ
Cipta.Â
Romlah, Tatiek. 2006. Teori dan Praktek Bimbingan dan Konseling. Malang: PenerbitÂ
Universitas Negeri Malang.Â
Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengamatan Pelaksanaan Program Bimbingan di Sekolah.Â
Jakarta: Rineka Cipta.Â
Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Penerbit Andi.Â
Yusuf, Syamsu dkk. 20
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H