Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pasca Debat Pilgub DKI, Agus, Ahok, Anis, dan Gadis Sufi dari Gua Wirosableng 212

28 Januari 2017   10:53 Diperbarui: 28 Januari 2017   11:07 4703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kapas asalnya bukan dari Indonesia!”

“Nah itu yang saya pikirkan Guru. Biji kapas itu dibawa oleh Belanda ke Indonesia. Jadi kafir juga ya?” tanya Fahira agak bingung.

“Jadi gimana mau memintalnya tanpa alat tenun?” tanyaku.

“Iya itu yang membuat sedih aku!” sahutnya lirih.

“Hai Fahira Risiq, perhatikan baik-baik ya. Guru tidak pernah mengajarkan kehidupan soliter begitu. Ajaran saya hanya tentang tidak boleh menjadikan pemimpin agama dari kaum lain, dari agama lain. Tidak masuk akal pemimpin agama kita adalah orang beragama lain. Kalau pemimpin politik tidak ada hubungannya dengan agama. Apalagi pelayan rakyat, sama sekali tak terkait dengan agama,” kataku panjang lebar.

“Jadi?” kata Fahira bingung.

“Bahkan junjungan kita mengajarkan kita untuk hidup dengan semua bangsa dan semua bangsa yang berbed diciptakan untuk saling mengenal. Pun diajarkan pula oleh junjungan kita agar kita bekerja sama dan berdagang dengan orang Yahudi, Majusi, dan Nasrani, Hindu, Buddha, Konghucu dan kepercayaan lain. Itu urusan hubungan dengan manusia dengan manusia.” jelasku.

“Maaf Guru, saya salah memahami ajaran Guru. Mana sarungnya? Dingin sekali, Guru!” kata Fahira lirih.

Fahira pun memakai sarung. Dengan lahapnya dia makan roti dengan gandum dari negeri kafir. Fahira pun berangsut masuk ke kamar tidur tamu yang terpasang poster Agus, Ahok, Anies.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun