Pasangan yang dulu dipuja karena kesetiaan Pras ketika masih menjadi kakak kelas hingga sudah menjadi mahasiswa pantas diacungkan jempol.Â
Setiap liburan semester Pras mesti meluangkan waktunya buat Rara untuk melepas kerinduan dua insan yang mabuk asmara namun masih tetap berjalan di jalur serta koridor yang benar.Â
Dengan norma religi yang kental. Dogma-dogma yang diterapkan oleh orang tua mereka begitu tertanam. Tak salah jika hubungan Rara sang bintang kelas dan Pras si Ketos tetap anteng-anteng saja. Betul-betul serasi.
Masih terlintas dalam ingatan Rara empat tahun yang lalu. Ketika hari begitu cerah. Senin tepat pukul 09.00.Â
Kebanggaan Rara tak terlukiskan dengan untaian kata kala itu. Pras sudah menjadi asisten dosen di kampusnya.Â
Sambil menantikan SK pengangkatannya. Pesta pinangan atas dirinya segera digelar. Tak banyak yang hadir. Hanya kerabat dekat.Â
Margy menelpon untuk mengucapkan selamat dengan gaya serunya.Â
Selly tak berada di kota kecil itu karena  sedang melanjutkan kuliahnya. Khabarnya sekampus dengan Pras. Adik tingkat. Rara belum sempat menanyakan keadaannya.
Acara pinangan baru saja akan dimulai sontak seorang bapak berdiri di depan pintu.
"Tunggu!" katanya dengan wajah geram. "Tak sepantasnya acara ini dilanjutkan. Istrimu akan melahirkan, Pras! Sekarang dia sedang dalam perjalanan ke rumah sakit." lanjut si bapak dengan gemeretak giginya menahan marah.Â
Hadirin terperangah. Suasana jadi ramai dengan  bisik-bisik yang juga dibumbui tatapan sinis terasa menusuk jantung Rara.Â