Margy sendiri saat ini berdomisili di Ibu kota. Ketika Margy meluangkan waktunya semasa liburan  sekaligus menyisihkan  kesempatan memboyong sang buah hatinya dari perkawinannya dengan seorang karyawan perusahaan tambang minyak beberapa  tahun silam, ia pernah bertandang ke tempat Rara.Â
Ia sudah menjadi orang sukses. Bagaimana saat ini ya? Sahabat yang kata sebagian orang adalah teman dikala suka dan duka terpancar di diri Margy.Â
Pendiam selagi bercokol masalah yang terkadang nongol tanpa di undang. Berbanding terbalik jika satu ketika moodnya hinggap.Â
Jika terbaca oleh pikirannya bahwa Rara atau Selly sedang menyimpan kegalauan, maka menjelmalah gadis hitam manis itu menjadi seorang komedian yang kocaknya minta ampun.Â
Hayalan Rara berkelana menyusuri pantai, menepi di tepian pantai dekat rumah kecil nan apik itu. Â
Rara sudah berdiri di ruang tamu, namun ia masih sempat berpikir tentang bangku itu.
"Bangku ini menyimpan sejuta kenangan yang tak mungkin pupus walau ditelan waktu," bisiknya.Â
"Bahkan benih-benih cinta pertamaku bersama Pras pun bersemi di bangku ini," bathinnya. Ia tersenyum-senyum sendiri kala mengenang semua.Â
Rara tergelitik! Ada tawa kecil keluar dari kerongkongannya. Terdengar sengau.
"Nih...., fotonya sudah mama temukan, agak kusam lagi!" ucap perempuan paruh baya itu. Â Â
Mata Rara mencari-cari cara yang bisa untuk menggantungnya kembali. Nah, ini dia! Sebuah paku telah cukup lama tertancap di sana.