Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Mawar Merah untuk Fiska

8 April 2021   11:14 Diperbarui: 8 April 2021   11:25 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bunda memeluk Andrea sambil terus menangis. Andrea berusaha menenangkan bunda meskipun jauh di lubuk hatinya kesedihan menerpanya. Betapa tidak, adik yang sangat dicintainya itu terbaring lemah tak berdaya.

"Apa diagnosa dokter, Bun?" tanya Andrea hari-hati. Dia tidak mau membuat bundanya bertambah sedih.

"Dokter masih harus melakukan observasi lebih teliti lagi untuk menentukan sakitnya Fiska. Diagnosa awal penyakit lama adikmu kambuh lagi," jelas ayah sambil menahan suaranya. Andrea tahu ayah sangat sedih dengan sakitnya Fiska.

Seluruh rumah dilanda kesedihan dan kecemasan melihat kondisi Fiska yang kini terbaring lemah di ruang ICU. Tubuh Fiska yang mungil dipenuhi dengan selang infus dan kabel. Hidungnya diberi selang oksigen.

Bunda menangis terus menerus. Dia pasti sangat khawatir dengan kondisi Fiska. Sejak tadi, bunda belum makan apa-apa. Andrea khawatir pada kesehatan bunda.

"Ayah, lebih baik bunda pulang dulu. Andrea tak tega melihat tubuh bunda yang lemas. Biarkan Andrea yang menunggu Fiska," ujar Andrea pada ayah.

Ayah mengangguk dan mengajak bunda untuk pulang dan istirahat dulu. Awalnya bunda menolak namun ayah gigih membujuknya sehingga mau diajak pulang duluan.

Andrea menunggu di sofa yang terletak di depan ruang ICU. Sofa itu memang dikhususkan bagi keluarga pasien. Keluarga pasien tidak boleh masuk ke ruang ICU sehingga hanya melihat dari jendela.

Dret...dret...suara getar handphone disertai suara ringtone terdengar dari saku Andrea. Andrea segera mengambil HP-nya dan rupanya Roni yang menelepon.

"Assalamualaikum, Ron," jawab Andrea pelan. Dia tak.mau mengganggu keluarga pasien lain yang juga sedang istirahat di sofa.

"Bro, kemana saja. Kok belum datang. Jangan lupa kita ada perform di kafe Kenanga," kata Roni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun