6. Tidak Pernah Meralat Atau Meminta Maaf
Adakah anggota grup WA meminta maaf karena memposting atau menyebarkan berita yang ternyata bohong? Pengalaman saya, tidak ada sodara-sodara !!
Ketika kemudian terbukti keliru maka seperti ada sikap dan suara seragam : Oo.. ternyata enggak ya, ya sudah.
Lalu balik badan tanpa  rasa bersalah.Â
Yang terbiasa setor jempol hingga muncul parade jempol pun, sepertinya tidak menyesal  pernah menjempol postingan, meskipun akhirnya terbukti "fake news". Mungkin jika ada yang rajin protes atau menyanggah, maka pengguna WA akan lebih hati-hati mengirim berita/info ya..., takut maluuuu.
7. Kalimat Pembuka dan Penutup yang Konsisten
Satu lagi uniknya konten WA. Selalu diawali kalimat : copas dari grup sebelah, waspada lah, akhirnya terbongkar, belum pasti kebenarannya tapi boleh lah berhati - hati, Â dsb.
Atau ditutup dengan : Jangan biarkan info ini berhenti di kamu, sebarkan, kirimkan kepada 10 orang maka anda akan dst, sebarkan kepada minimal sekian orang maka dalam hitungan jam hidupmu akan bla bla bla.
Jangan - jangan jika muncul dampak buruk postingan WA, maka Om dan Tante akan menuduh Grup Sebelah sebagai pihak yang  paling bertanggung jawab. Lalu grup sebelah ganti menuduh grup sebelah nya lagi. Dan seterusnya. Â
Jadilah Lampu Merah Bagi Penyebaran Berita Bohong
Era internet memudahkan kita menguji / memverifikasi berita dan informasi melalui mesin pencari (browsing).Â