Bregada Jayeng Sekar
Bregada Jayeng Sekar yaitu pasukan pembawa tombak, memiliki arti pemuda yang unggul dalam setiap perjuangan. Dengan bersenjata tombak (waos) yang mampu melempar sasaran dari jarak jauh maupun jarak dekat. Pasukan Jayeng Sekar juga unggul dalam krida gebug dan suduk.
Jumlah pasukan pembawa tombak 18 orang. Angka 18, menggambarkan angka abad tahun 1800.
Bregada Songsong Buwana
Bregada Songsong Buwana yaitu pasukan pembawa payung. Payung sebagai simbol kedudukan pemimpin yang harus bisa mengayomi dan melindungi dunia. Maka bregada Songsong Buwana mengambarkan tugas para natapraja untuk mengayomi melindungi dunia beserta seluruh isinya.
Jumlah pasukan payung 80 orang. Angka 80 menggambarkan angka tahun.
Sehingga, apabila digabung akan terbaca 6 Juni 1880, yaitu waktu dilaksanakan Boyong Natapraja Berbek ke Nganjuk untuk pertama kali sesuai dokumen salinan surat laporan Residen Kediri Meyer kepada Gubernur Jenderal tertanggal 8 Juni 1880, dengan nomor surat 3024a/4205.
Pembawa Dupa dan Ubarampe Sesaji
Dupa yang dimaksud adalah kemenyan yang dibakar untuk melengkapi jalannya kirap Boyong Natapraja agar tampak sakral. Pasalnya, tradisi membakar dupa ini juga dilakukan oleh nenek moyang kita jaman dahulu untuk memanjatkan doa yang membubung tinggi serta haruman mewangi bagaikan aroma wangian surgawi yang membawa persembahan doa kepada leluhur. Hanya saja dalam prosesi kirap Boyong Natapraja Berbek ke Nganjuk ini, membakar dupa tidak dimaknai sebagai kebutuhan ritual, melainkan sebagai kebutuhan budaya yang bersifat universal. Sedangkan yang dimaksud ubarampe adalah cok bakal lengkap.
Pembawa Pusaka
Pusaka yang turut dikirap pada prosesi boyongan ada dua jenis, yaitu Tombak Kyai Jurang Penatas dan Songsong Kyai Tunggul Wulung. Pusaka Kyai Jurang Penatas dan Kyai Tunggul (Wulung) sebagai pusaka andalan Nganjuk. Memiliki filosofi menghancurkan jurang pemisah, meratakan perbedaan yang ada.Tunggul (Wulung) memiliki makna mengayomi dan melindungi. Seperti dalam pewayangan pusaka negara Amarta adalah Songsong Tunggul (Wulung) yang dijaga para kesatria Pandawa.