Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Di Baca

17 November 2024   13:08 Diperbarui: 17 November 2024   13:14 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beril segera berlari ke lantai dua, mengoprasikan PC Server administator kantor kepolisian pusat. Ia berpikir sejenak. MK28/B28, nuklir buatan AS yang dulu pernah di beli belnda. Namun, belum memperhitungkan pertimbangan mengapa mereka memendam nuklir itu. Sedikit sekali orang yang mengetahui hal ini.

Gadis itu menggelengkan kepala, tak habis pikir mengapa kantor kepolisian pusat mendirikan bangunan di atas nuklir terpendam yang masih bisa aktif kembali.

Beril berhasil masuk system. "Aku harus bisa menghapus dataku di kepolisian ini," gumamnya dalam hati. Ia mengetikan banyak skrip dan menghafal beberapa kata kunci.

Delapan menit berlalu. Kondisi kantor kepolisian sudah lengang, hanya tersisa beberapa orang yang masih berlari dengan kepanikan, gadis catik itu masih bersimpuh dengan jemari yang saling berbenturan di atas kybort komputer.

"Selamat datang Beril C3ryl angle..." Beril menatap layar monitor yang menyala dan mengngernyitkan kening.

"Kau gila! R3gon, kau benar-benar gila!"

"Kau tidak punya banyak waktu, Beril. Cepatlah keluar dari gedung itu, atau kau ingin menghapus jejakmu untuk selamanya?"

Beril, berpikir dengan cepat, ia harus benar-benar mematikan nuklir itu. Mengetikan banyak sekali skrip mencoba berbagai cara.

Dua menit berlalu, waktu masih tersisa delapan menit sebelum ledakan terjadi.

"R3gon. Benar-benar gila, demi menghapus jejak dia bisa melakukan ini. Nuklir yang sudah tidak bisa diaktifkan dengan cara manual, buronan kelas dunia itu mampu mengaktifkan dengan digital," gumam beril sambil terus berpikir dan bekerja. Keringat sudah membasahi tubuh, waktu semakin sempit.

"Yess!!! Aku mendapakan cara!" Serunya. Ia harus menghubungkan ke server belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun