"ITU FITNAH...!! Kami hanya menggunakan satu nama, yang kami lakukan hanya merentas situs-situs perusahaan yang sedang bersaing dengan imbalan sesuai kesepakatan kerja. Banyak yang tidak suka dengan pekerjaan kami, lalu merentas identitas kami untuk melakukan semua kejahatan dan polisi mengaggap kamilah yang melakukan semua itu, hingga adikku tertangkap."
"Begini saja, aku bertaruh untuk menangkap R3gon, dan kalian membebaskan kami, jika anda menolak taruhan ini, aku bisa saja melporkan anda kepada atasan atau bahkan CIA, karena aku sudah merentas akunmu, maafkan aku!" Papar Beril yang kembali menawarkan taruhan dengan ancaman.
Seketika sang komandan tertegun dan gugup, memandang Beril dengan tajam, sekaligus berpikir cepat dengan kemungkinan yang akan terjadi, ia menghela napas pelan.
"Pak... pikirkan baik-baik, dengan menangkap mereka, Bapak akan terkenal dan mendapatkan penghrgaan, dan dianggap polisi paling smart dengan strategi, dapat menangkap buronan besar, tapi jika tidak.... Bapak akan di berhentikan dan terhina di depan banyak orang!" Sekali lagi, sang komandan menghela nafas lebih panjang.
Bersamaan dengan itu, tiba-tiba sirine tanda darurat meraung sangat kencang, semua panik, keadaan berubah seratus delapan puluh derajat.
"KITA SEMUA HARUS SEGERA KELUAR DARI GEDUNG INI, CEPAT!!!!" Seorang petugas berseru di pintu introgasi dengan raut wajah yang tegang.
"Seseorang telah memprogram dan mengaktifkan nuklir yang berada di bawah tanah gedung ini, waktu kita hanya lima belas menit!" Kembali orang itu berucap dengan panik.
"Tunggu, Pak." Beril menghentikan sang komandan.
"KAU MAU MATI!!!" Seru Komdanan itu keras dengan wajah yang cemas.
"Aku bisa menghentikannya. Jangan cemas, Pak, aku hanya butuh komputer," ucap Biril cepat.
"Ada di lantai dua, semoga beruntung!" Pak Komandan tersebut kembali berteiak, seraya berlari panik.