"Jangan bergerak...!!"
"Sial...!!" Umpat gadis tersebut setelah beberapa orang laki-laki bertubuh kekar menghampirinya dan mendodongkan senjata. Ia menganggkat kedua tangannya, waktu beberapa detik tidak membuatnya bisa bergerak.
Gadis itu pun digelandang ke markas besar kepolosian, dengan kedua tangan yang di borgol.
"Senja Kaffe bukan yang tepat untukku, untung saja aku sudah menghapus semua skrip historry yang kugunakan, setidaknya lebih aman." Gumamnya dalam hati.
Sejak kedatangannya di senja Kaffe, Beril terlalu asik dan larut merentas server kepolisian, mencari nama sang adik yang sudah tertangkap beberapa bulan yang lalu.
Beril, terdiam diruang introgasi, duduk dihadapan komandan kepolisian yang terlihat geram.
Ia benar-benar mengutuk kejadian ini. Beril merasa telah melakukan kesalahan besar, karena telah memasukan identitasnya ke server kepolisian. Jaringan yang di gunakan pun bukan jaringan biasa. Identitas dan akun tidak bisa disembunyikan.
"Sebutkan namamu?"
Beril terlalu bersemangat untuk memebaskan sang adik dan menghapus data, hingga tidak memikirkan resiko besar yang akan di hadapi.
"Kamu bisu...!!" Bentak seorang polisi berpakaian bebas, seraya mengebrak meja. Karena Beril tidak mengeluarkan suara sejak tadi.
Beril bukan orang yang suka bicara di dunia nyata, ia merasa dunia nyata bukanlah dunianya. Dikucilkan, dianggap aneh. Namun di dunia maya Beril adalah sosok yang cerewet, aktif dan jenius.