"Teruslah melangkah kedepan, di sana ada goa kecil tempatku berteduh," ucap Srigala.
Emely melakukan perintah Srigala, perlahan ia berjalan menuju goa yang di maksud sahabat barunya.
Setibanya di goa kecil. Emely merebahkan tubuh. Ia kembali teringat perlakuan majikannya. Bersama dengan itu, Srigala melompat ke atas gundukan batu besar, duduk tegap dengan di topang kedua kaki depannya.
Tidak lama setelah itu, Srigala mengeluarkan lolongan panjang beberapa kali, hingga Emely terbangun dari tidurnya.
"Srigala, sudahlah! Lolonganmu membuatku takut," seru Emely seraya mendongakkan kepala ke arah Srigala.
Dengan sekali lompatan, Srigala turun dari gunungan batu yang cukup tinggi lalu berjalan mendekati Emely.
"Sudah mulai cerewet kau!" seru Srigala sambil berjalan melewati Emely.
"Hei...! Kau mau kemana?! Apakah kau akan meninggalkanku di sini?" seru, Emely.
"Aku akan mencari makanan untukmu! tunggulah disini," ujar Srigala.
Namun, Emely tetap ingin ikut, meski Srigala terus melarangnya. Karena kondisi hutan yang gelap dan banyak jalan yang terjal, Emely meyakinkan Srigala jika ia masih bisa berlalri dan melompat, meski tubuhnya kurus.
Srigala pun menyerah menghadapi Emely yang sedeikit cerewet, mereka berjalan bersama menyusuri hutan, menuju sungai.