Mohon tunggu...
NAULI LAILUL QURON
NAULI LAILUL QURON Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Saya pelajar hobi saya membaca

Saya pelajar hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dendam tetapi Terhalang Cinta

29 September 2024   20:15 Diperbarui: 30 September 2024   04:18 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah desa yang asri terdapat sosok lelaki tampan dan gadis cantik yang pindah dari Jakarta. Dia bernama Ryan dan adiknya bernama Aluna. Ryan pindah ke desa ini bersama adiknya karena orang tuanya meninggal jadi, dia tinggal di rumah paman dan bibinya. Ryan anak yang baik, sholeh, dan penyanyang, tetapi keras kepala. Sedangkan, Aluna ini anak yang suka banget ngedance, sholehah, dan lucu.

Ryan yang sekarang duduk di bangku 2 SMA itu sepulang sekolah selalu membantu paman dan bibinya ke sawah. Tetapi, dia tidak merasa malu malah dia ingin belajar apa saja yang dilakukan orang desa, karena itu semua tidak ada di Kota Jakarta. Ryan merasa lebih nyaman karena dapat merasakan keindahan dan ketenangan di desa.

Ada seorang gadis yang menikmati pemandangan desa tersebut. Tiba-tiba ada preman yang mengganggu dia. Pada saat itu Ryan pulang sekolah dia melihat gadis yang di ganggu oleh preman itu. Bergegas Ryan lari untuk menolong gadis itu. 

"Tolong!!! Tolong!!!" Teriakan si gadis itu. 

"Heh, maju sini berani sama cewek doang" ucap Ryan dengan penuh keberanian kepada preman.

"Nantangin dia bro." 

Mereka berantem dan akhirnya preman-preman itu kalah dan langsung pergi. Ryan dari dulu memang pintar bela diri. 

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Ryan pada gadis itu. 

"Tidak, terima kasih ya sudah menolongku." 

"Iya sama-sama. Eh kenalan boleh tidak? Namaku Ryan."

"Namaku Nesya." 

"Kamu mau kemana kok bawa koper?"

"Aku baru saja pindah dari Yogyakarta disini aku mau tinggal di rumah sahabat ibu aku." 

Suatu sore Aluna joget tiktok di taman, nah kebetulan Nesya lagi jalan terus melihat ada yang joget tiktok dia jadi ikut joget deh. Setelah itu Aluna tahu bahwa ada orang dibelakangnya, dia langsung mematikan videonya. 

"Eh, sorry aku mengganggu kamu" Ucap Nesya sedikit ketakutan.

"Iya tidak apa-apa. Aku malah suka ada teman joget."

"Aku juga suka banget lho joget tiktok." 

"Kenalin aku Aluna, nama kamu siapa?"

"Aku Nesya. Salam kenal." 

Aluna menggandeng tangan Nesya untuk ikut kerumahnya. 

"Assalamualaikum kak."

"Waalaikumsalam."

"Kamu? Kamu Ryan kan yang nolongin aku waktu itu?"

"Iya. Kok kamu bisa sama Aluna adikku?"

"Iya tadi ketemu di taman joget tiktok bareng."

"Tok tok tok..." suara ketukan pintu rumah Ryan.

"Assalamualaikum Ryan"

"Waalaikumsalam iya Rara ada apa?"

"Ini aku kasih makanan sebagai tanda terimakasih ku karena telah menyelamatkan aku."

"Kok repot-repot sih Ra. Terima kasih ya"

Waktu itu Ryan menolong Rara pada saat Rara hampir tertabrak motor. Sejak itu juga Rara mulai jatuh cinta pada Ryan. Pada hari berikutnya Rara mencoba lebih dekat dengan Ryan.

"Hem... ada Ryan tuh aku harus pura-pura sakit agar aku bisa dekat-dekat sama dia." Ucap Rara dalam hatinya. 

"Aduh. Tolong tolong!!" Teriakan minta tolong Rara.

"Eh kamu kenapa Ra. Kamu sakit?" Tanya Ryan.

"Iya Ryan. Kepala pusing banget. Kamu mau tidak antarin aku pulang?"

"Iya. Aku sini antarin pulang."

"Ryan kok ganteng banget sih. Pokoknya Ryan harus jadi milikku." Ucap Rara dalam hatinya. 

"Ryan terima kasih ya kamu selalu ada buat aku. Karena, aku sudah tidak punya keluarga, ayah, ibu, dan adikku sudah meninggal waktu kecelakaan."

"Iya sama-sama Ra. Selama aku biss bantu pasti aku bantu."

Pada pagi hari ketika berangkat sekolah. Ryan ketemu Nesya. 

"Eh, ada Nesya. Hai Nesya. Kok sendirian mau berangkat bareng aku apa tidak?" Tanya Ryan di jalan yang tidak sengaja ketemu Nesya. 

"Boleh. Aluna kemana?"

"Dia sudah berangkat duluan."

Dengan tidak sengaja, Rara melihat Nesya dan Ryan berangkat bersama kesekolah. Dia marah dan dia ingin manfaatin Nesya untuk bisa dekat sama Ryan. 

Pada saat pembagian kelas baru Nesya dan Rara satu kelas bersama Ryan. Dan akhirnya Nesya dan Rara berteman. Nesya duduk disamping Ryan. Sedangkan Rara duduk dibelakang Ryan. 

"Halo Sya. Kita satu kelas ternyata, hehehehe..." ucap Ryan

"Iya Ryan." Jawab Nesya sambil tersenyum 

"Ryan ketemu lagi ya kita" Sapa Rara 

"Iya Ra." Jawab Ryan.

"Hai... boleh kenalan? Namaku Rara."

"Halo namaku Nesya.:

"Oh ini Nesya yang dekat sama adiknya Ryan." Ucap Rara dalam hatinya.

Jam istirahat berbunyi "kring kring kring."

"Sya ayo ke kantin yuk?" Ajakan Rara kepada Nesya

"Iya ayo." Jawab Nesya

Sambil minum es jeruk, Rara bertanya kepada Nesya "Kamu dekat ya sama Ryan, apa kamu suka sama dia?"

"Tidak, aku saja baru kenal dia kemarin."

"Aku itu sebenarnya suka sama Ryan padahal aku juga baru kenal sama dia. Tapi aku sudah jatuh cinta padanya. Tolong kamu jaga jarak sama dia ya. Waktu tadi berangkat sekolah aku lihat kamu berangkat bersama Ryan sambil bercanda tawa. Aku ini sudah tidak punya orang tua Sya. Tidak ada yang sayang lagi sama aku. Setiap aku bersama Ryan aku selalu merasa nyaman seperti ada yang sayang sama aku, ada yang melindungi aku." Ucap Rara

"Tenang aja Ra. Aku pasti akan bantu kamu dekat sama Ryan."

"Terima kasih ya Sya. Kamu teman yang paling baik pokoknya." 

"Iya." Ucap Nesya sambil memeluk Rara.

"Dasar mudah dimanfaatin banget." Ucap Rara dalam hati sambil tersenyum jahat.

"Kring kring kring" Bel masuk kelas berbunyi.

Ryan yang duduk di bangku dengan memutar-mutarkan pulpen sambil melamun. Tanpa sadar pulpen itu terjatuh dan Ryan pun mengambil pulpennya. Pada saat itu tangan Ryan yang menyentuh pulpen di lantai tidak sengaja diinjak Nesya. 

"Aw aduh Nesya..." Teriakan Ryan.

"Eh eh sorry Ryan." 

"Makanya jalan pakai mata."

"Lah kenapa tangan kamu dibawah sini. Sudah tahu di buat jalan kok."

"Nih lihat aku ngambil pulpenku jatuh." 

"Sudah sudah Ryan dan Nesya jangan bertengkar. Silahkan Nesya duduk dibangku untuk kita mulai pelajaran hari ini." Ucap ibu guru pada Ryan dan Nesya 

Pada saat pulang sekolah Aluna pulang bersama kakaknya. 

"Kak, aku tadi lihat kak Rara sama kak Galih lagi membicarakan sesuatu serius. Terus langsung saja aku nguping deh. Dan ternyata mereka berdua bersekongkol untuk menjauhkan kakak sama kak Nesya. Karena sebenarnya kak Rara suka sama kakak. Terus, kak Galih suka sama kak Nesya." Ucap Aluna kepada kakaknya.

"Sebenarnya kakak itu males banget sama Rara. Dia itu licik, dia akan ngelakuin apa saja supaya yang dia mau itu terwujud."

"Saran aku kakak jangan dekat-dekat sama kak Rara." 

Disuatu sore Ryan yang sedang berjalan bersama Nesya untuk belajar di taman. Tiba-tiba Rara berpura-pura dicopet preman dipinggir jalan. Preman tersebut memang suruhan Rara sendiri. 

"Tolong... tolong... siapapun tolong aku." Teriakan tolong Rara.

"Eh bentar-bentar Ryan. Ada suara minta tolong." Bergegaslah Ryan dan Nesya menuju suara itu.

"Eh itu Rara. Cepat tolongin dia Ryan."

Langsunglah Ryan pukuli preman tersebut sampai pingsan. 

"Terima kasih ya Ryan. Kamu bisa tidak antarin aku pulang? Aku takut banget nih kalau ada preman lagi."

"Tapi, aku mau belajar bersama Nesya."

"Sudahlah Ryan kita belajarnya besuk saja. Antarin saja Rara pulang kerumah dia pasti takut kejadian tadi terulang kembali."

"Iya sudah deh. Aku antarin kamu pulang Ra. Maaf ya Sya."

Nesya menganggukan kepalanya dan tersenyum.

"Sebenarnya aku malas banget antarin Rara pulang." Ucap Ryan dalam hatinya.

Setelah sampai di rumah Nesya. Ryan pamit pulang dan membeli Siomay didekat rumah Nesya. 

"Bang. Siomay 5ribu ya."

"Siap mas."

Setelah Ryan mengalihkan pandangan kerumah Rara ternyata preman yang tadi kerumah Rara. Ryan langsung mengikutinya. Lalu, Ryan sembunyi dibalik semak-semak.

"Mana bayaran abang?"

"Nih uangnya hitung dulu. Kerja abang bagus pokoknya."

"Sip uangnya pas. Lain kali suruh abang lagi ya." 

"Siap bang."

"Oh dasar perempuan licik. Lihat aja ya aku tidak aku tidak akan percaya lagi sama kamu." Ucap Ryan dengan penuh kemarahan kepada Rara.

"Ryan. Aku minta maaf aku ngelakuin ini semua karena aku suka sama kamu. Aku nyaman sama kamu Ryan."

"Tapi cara kamu ini salah. Mulai sekarang kamu tidak usah dekatin aku lagi."

Pada hari keesokannya Ryan kerumah Nesya untuk mengajaknya belajar bersama yang tadinya tidak jadi dilaksakan.

"Nesya. Assalamualikum."

"Waalaikumsalam tunggu sebentar. Ada apa Ryan?"

"Ayo kita belajar bersama ditaman."

"Oke. Sebentar ya aku siap-siap dulu." 

Galih mengetahui Nesya yang pergi bersama Ryan. Dia langsung ngevideo untuk dikirim ke Rara. 

"Lihat nih Ra. Rencana apa yang harus kita lakukan." 

"Dasar Nesya. Ryan itu hanya punyaku. Aku akan pikirkan rencananya untuk menjauhkan mereka berdua."

Pada saat di sekolah. Rara menangis dan lalu Nesya menghampirinya.

"Ra. Kamu kenapa kok nangis?"

"Aku sedih Sya kamu selalu dekat sama Ryan. Katanya kamu janji bakal dekatin aku sama Ryan. Tapi mana?"

"Maaf ya Ra. Aku tidak lagi dekat-dekat sama Ryan lagi." 

Saat Ryan melamun dijalan karena dia banyak memikirkan sesuatu. Tanpa sadar dia hampir tertabrak mobil. 

"Awas... Ryan!!!" Teriak Rara sambil mendorong Ryan. 

"Eh Rara. tolong... tolong!" Teriakan Ryan dan Nesya.

"Sya tolong kamu telpon mobil ambulans sekarang."

"Iya Ryan."

Sesampai di rumah sakit. Rara langsung dibawa di ruang UGD. 

"Mohon maaf untuk keluarga silahkan tunggu diluar." Ucap suster rumah sakit.

"Semoga Rara baik-baik saja ya Allah."

"Dok, gimana keadaaan Rara sekarang dokter?" Tanya Ryan pada dokter.

"Rara mengalami patah tulang di tangan sebelah kanannya. Sementara waktu tangannya harus digips dulu."

"Apakah Rara bisa di jenguk dok?" Tanya Nesya pada dokter.

"Bisa, silahkan."

"Ra. Gimana keadaan kamu?" Tanya Nesya 

"Tidak apa-apa kok Sya." 

"Terima kasih ya Ra. Kamu sudah selamatin aku." 

"Iya Ryan aku akan lakuin apa saja buat kamu."

"Ya sudah ya aku pulang dulu ya."

"Sya gimana Ryan tetap saja menjauh dari aku? Aku sudah rela seperti ini demi dia." 

"Bentar Ra. Aku akan susul Ryan sekarang mungkin dia belum jauh dari sini." 

"Dasar mudah banget dimanfaatin. Nesya Nesya bodoh sekali sih kamu ini." Ucap Rara dalam hatinya.

"Ryan tunggu. Kenapa kamu bersikap seperti itu pada Rara. Dia itu sudah nolong kamu lo. Emangnya kamu tidak kasian sama dia?" 

"Dia itu jahat Sya. Aku itu sudah tau sifat liciknya dia. Kamu ini polos banget gampang banget dimanfaatin."

"Dia itu baik Ryan."

"Terserah kamu Sya. Aku mau pulang."

"Maaf ya Ra. Aku tidak bisa bujuk Ryan. Tapi aku akan berusaha kok."

"Iya Sya. Tidak apa-apa. Aku rela kok sakit kaya gini."

Setelah itu, dokter mengijinkan Rara untuk pulang. Nesya akhirnya pun mengantarkan Rara pulang. Sesampai dirumah Rara lamgsung ngabarin Galih.  

"Gal, lihat nih tanganku sampai patah saja. Ryan tetap cuek sama aku. Sekarang pokoknya kamu harus deketin Nesya."

"Tenang aja Ra. Masalah deketin Nesya itu gampang." 

Pada saat di taman sekolah Nesya dan Ryan duduk berdua.

"Sya. Kamu nanti mau tidak makan malam sama aku di taman." Ajakan Galih.

"Hem mau tidak ya enak." 

"Jangan mau Sya. Dia kan anak nakal, jahat. Nanti kamu di apa apain." 

"Apa sih kamu ikut-ikutan. Yang aku tanyain Nesya bukan kamu. Sok asyik deh kamu." 

"Maaf Gal. Aku tidak bisa dan tidak boleh keluar malam." 

"Ya sudah deh nanti sore aja. Gimana?"

"Dibilangin tidak bisa ya tidak bisa. Sudah Sya ayo pergi tidak usah dengerin Galih." 

"Gimana Gal Nesya mau tidak menerima ajakan kamu?"

"Tidak mau nih. Eh bentar-bentar aku tadi menemukan foto cowok ini yang jatuh dari saku Nesya. Ini kan seperti foto yang ada di Handphone Ryan ya. Bentar bentar aku coba cek sosmednya Ryan." 

"Sepertinya Nesya dan Ryan pernah temanan deh waktu kecil." 

"Kita harus cari tahu semua ini Gal."

"Oke siap." 

Sepulang sekolah Rara datang kerumah Nesya untuk mengerjakan tugas kelompok.

"Assalamualaikum Sya." 

"Waalaikumsalam iya Ra. Mari masuk. Kita belajar dikamar aku saja ya. Kamu tunggu dikamar aku saja. Aku ambilkan minum sama cemilan dulu didapur."

Rara kepikiran untuk mencari tahu tentang Nesya. Dia pun menggeledah rak buku Nesya, Rara pun mengambil buku Diarynya. Dia membaca sebuah tulisan yang bertuliskan, "Aku benci Ryan. Dia jahat sudah sakiti hati ku." Rara penasaran dengan apa yang dituliskan Nesya. Dia akan mencari tahu lebih lanjut.

Ryan takut kalau Galih semakin deketin Nesya. Ryan berencana untuk ngungkapin perasaannya.

"Sya nanti malam kita ke taman yuk. Mau?"

"Iya mau. Tapi ada apa?"

"Lihat aja nanti."

Sesampai taman alangkah terkejutnya Nesya, "Wow, bagus banget. Siapa yang buat ini semua?"

"Aku yang ngerencanain ini semua Sya. Sya sebenarnya aku suka sama kamu apa kamu mau menjadi pacarku?"

"Hem aku jawab apa ini aku bingung sekali. Tapi ini kesempatan untuk aku balas dendam kepada Ryan."

"Iya Ryan aku mau."

"Yeay hore" Suara girang Ryan sambil memeluk Nesya. 

Galih mengetahui bahwa Ryan dan Nesya sudah jadian. Dia langsung mengabari Rara dan Rara pun langsung pergi kerumah Nesya dengan perasaan yang marah.

"Heh, apa maksudmu Sya. Katanya kamu mau deketin aku sama Ryan. Kok kamu malah jadian sama dia. Oh aku tahu, kamu sebenarnya benci kan sama Ryan makanya kamu deketin dia untuk balas dendam. Lihat aja aku bakal bongkar rahasiamu ke Ryan."

"Terserah kamu. Ryan pasti tidak percaya sama omongan kamu."

"Ra inikan Ryan sama Nesya udah jadian. Kita harus rusak hubungan mereka pokoknya."

"Dan pokoknya kita harus cari tentang Nesya kenapa dia bisa benci sama Ryan."

Pada saat disekolah Rara langsung menemui Ryan.

"Ryan aku kasih tahu ya. Nesya itu sebenarnya benci sama kamu, dia deketin kamu hanya ingin balas dendam. Dia itu sok polos Ryan. Nama Nesya itu Siska Fanesya."

"Sudah Ra kamu tidak usah ngefitnah Nesya ya. Aku tidak percaya sama omonganmu. Kamu jangan coba-coba rusak hubunganku sama Nesya." 

"Terserah kamu, kamu pasti kecewa sama Nesya."

Nesya yang disamping Ryan hanya diam dan terlihat sok polos.

Dibawah pohon mangga, Nesya duduk sendirian.

"Aku benci sama Ryan. Dia udah buat aku sakit hati. Waktu itu kita masih kecil kita hanya temanan. Tetapi, kita berjanji untuk selalu bersama. Namun, Ryan ikut papanya pindah ke Jakarta. Kita jadi jarang ketemu, tetapi kita masih saling berkabar lewat Handphone. Suatu hari, kita janjian untuk ketemuan di taman Jogja, taman yang selalu kita datangin waktu kecil. Aku menunggu Ryan sampai malam dan bahkan sampai kehujanan, tapi dia tak kunjung datang. Sampai-sampai aku tidak bisa nemenin papaku di rumah sakit dan papaku meninggal saja aku tidak ada disampingnya."  

Rara langsung merekam perkataan Nesya dibelakang pohon mangga tersebut. 

Pada saat pembelajaran olahraga di lapangan basket. Nesya hampir tertimpa ring basket tetapi, ada Ryan yang menyelamatkannya. Jadi, Ryan lah yang tertimpa ring itu sampai pingsan. Dan langsung dilarikan kerumah sakit.

"Ya allah. Semoga Ryan baik-baik saja. Aku takut Ryan kenapa-napa."

"Dok, gimana keadaaan Ryan?"

"Ryan tidak mengalami luka serius. Dan dia boleh langsung dibawa pulang tidak perlu rawat inap." 

"Alhamdulilah. Terima kasih dok."

"Ryan kamu tidak kenapa-napa kan?"

"Tidak, tenang saja jangan khawatir. Aku ini kan kuat. Aku rela kok yang kaya gini, aku kan sayang kamu, aku tidak ingin kamu kenapa-napa." 

"Terima kasih, kamu selalu ada buat aku, selalu ngelindungi aku."

"Iya sama-sama cantikku."

Nesya mulai baper atas perilaku Ryan yang peehatian, baik, dan penyanyang. Nesya mulai menghilangkan rasa dendamnya. 

Datanglah Rara keruangan Ryan dengan menunjukkan rekaman suara Nesya waktu itu.

"Apa maksud mu Sya. Aku kecewa sama kamu Sya. Aku waktu itu juga sakit hati. Aku sebenarnya datang ke taman Jogja waktu itu tapi kamunya tidak ada. Aku itu pingsan karena habis berantem sama copet. Setelah aku sadar aku langsung bergegagas untuk ke taman itu. 

"Ryan maafin aku."

"Mulai sekarang kita putus Sya."

"Tapi, aku sudah jatuh cinta beneran sama kamu Ryan." 

"Ternyata hati kamu lebih hitam daripada Rara. Kamu ternyata tidak sepolos yang aku tahu."

"Yes rencanaku berhasil. Aku akan deketin Ryan terus dan Ryan harus jadi milikku." Ucap Rara.

Ryan langsung pergi untuk menenangkan dirinya. Keesokan harinya Rara datang kerumah Ryan.

"Ryan, kamu mau tidak bantu aku bagi-bagikan makanan ini untuk anak anak yatim di panti asuhan?"

"Mau tidak ya enaknya. Sebenarnya malas banget sama ni bocah. Ah ya sudah lah." Ucap Ryan dalam hatinya.

"Iya mau ayo." 

Setelah bagi-bagi makanan Ryan pulang kerumah. Dan tiba-tiba Nesya memanggilnya.

"Ryan tunggu aku. Dengerin penjelasanku Ryan. Aw... aduh kakiku, Ryan tolongin aku" Teriak Nesya.

Ryan langsung menoleh kebelakang untuk menolong Nesya yang jatuh. Dia mengulurkan tangannya untuk Nesya. Kaki Nesya di pijat oleh Ryan dan akhirnya lebih mendingan. 

"Terima kasih Ryan. Kamu mau bantuin aku."

"Ya." Jawaban singkat Ryan dengan wajah jutek.

"Ryan maafin aku ya. Aku sekarang sudah jatuh cinta beneran sama kamu. Kita berbaiki hubungan kita ya." 

"Maaf Sya tidak bisa." Jawab Ryan dan langsung pergi. 

Galih tahu Nesya yang sendirian sedih lalu Galih menghampiri Nesya. 

"Sya aku mau bantuin kamu agar bisa deket lagi sama Ryan." 

"Serius Gal. Bagaimana caranya." 

"Kamu anterin makanan ke Ryan saja. Jangan nyerah Sya kamu pasti bisa Sya." 

"Boleh itu idenya."

Galih sadar jika dia tidak bisa bersama orang yang dia sayang. Dia akan membiarkan orang yang dia sayang berbahagia dengan pilihannya. 

Nesya mengantarkan makanan itu kerumah Ryan yang didalamnya bertuliskan surat,"Aku minta maaf Ryan, tolong dengerin penjelasanku dulu, kalau kamu mau dengerin penjelasanku kita ketemuan di taman nanti sore."

Rara yang mulai lelah dengan harapannya, dia mencoba untuk melepaskan Ryan. Ryan akan bertemu dengan Nesya untuk mendengarkan penjelasan Nesya di taman.

"Ryan terima kasih ya kamu sudah mau datang. Ryan aku mohon kamu maafin aku ya. Dulu memang aku benci sama kamu, dan sekarang aku benar-benar cinta sama kamu. Kita mulai hubungan kita dari awal ya."

"Sebenarnya aku kecewa sama kamu. Tapi aku juga masih sayang sama kamu. Aku mau untuk kita memulai dari awal." 

"Terima kasih Ryan. Aku janji tidak akan bikin kamu kecewa lagi."

"Iya Sya. Kita lupakan apa yang telah terjadi. Kita mulai lembaran yang baru." 

Mereka berdua hidup bahagia dengan penuh cinta. Tidak ada seorang pun yang bisa memisahkan mereka. Rara dan Galih ternyata telah memiliki rasa suka dan akhirnya mereka jadian. Siapa sangka cinta itu datang secara tiba-tiba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun