"Terserah kamu. Ryan pasti tidak percaya sama omongan kamu."
"Ra inikan Ryan sama Nesya udah jadian. Kita harus rusak hubungan mereka pokoknya."
"Dan pokoknya kita harus cari tentang Nesya kenapa dia bisa benci sama Ryan."
Pada saat disekolah Rara langsung menemui Ryan.
"Ryan aku kasih tahu ya. Nesya itu sebenarnya benci sama kamu, dia deketin kamu hanya ingin balas dendam. Dia itu sok polos Ryan. Nama Nesya itu Siska Fanesya."
"Sudah Ra kamu tidak usah ngefitnah Nesya ya. Aku tidak percaya sama omonganmu. Kamu jangan coba-coba rusak hubunganku sama Nesya."Â
"Terserah kamu, kamu pasti kecewa sama Nesya."
Nesya yang disamping Ryan hanya diam dan terlihat sok polos.
Dibawah pohon mangga, Nesya duduk sendirian.
"Aku benci sama Ryan. Dia udah buat aku sakit hati. Waktu itu kita masih kecil kita hanya temanan. Tetapi, kita berjanji untuk selalu bersama. Namun, Ryan ikut papanya pindah ke Jakarta. Kita jadi jarang ketemu, tetapi kita masih saling berkabar lewat Handphone. Suatu hari, kita janjian untuk ketemuan di taman Jogja, taman yang selalu kita datangin waktu kecil. Aku menunggu Ryan sampai malam dan bahkan sampai kehujanan, tapi dia tak kunjung datang. Sampai-sampai aku tidak bisa nemenin papaku di rumah sakit dan papaku meninggal saja aku tidak ada disampingnya." Â
Rara langsung merekam perkataan Nesya dibelakang pohon mangga tersebut.Â