Mohon tunggu...
NAULI LAILUL QURON
NAULI LAILUL QURON Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Saya pelajar hobi saya membaca

Saya pelajar hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dendam tetapi Terhalang Cinta

29 September 2024   20:15 Diperbarui: 30 September 2024   04:18 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah desa yang asri terdapat sosok lelaki tampan dan gadis cantik yang pindah dari Jakarta. Dia bernama Ryan dan adiknya bernama Aluna. Ryan pindah ke desa ini bersama adiknya karena orang tuanya meninggal jadi, dia tinggal di rumah paman dan bibinya. Ryan anak yang baik, sholeh, dan penyanyang, tetapi keras kepala. Sedangkan, Aluna ini anak yang suka banget ngedance, sholehah, dan lucu.

Ryan yang sekarang duduk di bangku 2 SMA itu sepulang sekolah selalu membantu paman dan bibinya ke sawah. Tetapi, dia tidak merasa malu malah dia ingin belajar apa saja yang dilakukan orang desa, karena itu semua tidak ada di Kota Jakarta. Ryan merasa lebih nyaman karena dapat merasakan keindahan dan ketenangan di desa.

Ada seorang gadis yang menikmati pemandangan desa tersebut. Tiba-tiba ada preman yang mengganggu dia. Pada saat itu Ryan pulang sekolah dia melihat gadis yang di ganggu oleh preman itu. Bergegas Ryan lari untuk menolong gadis itu. 

"Tolong!!! Tolong!!!" Teriakan si gadis itu. 

"Heh, maju sini berani sama cewek doang" ucap Ryan dengan penuh keberanian kepada preman.

"Nantangin dia bro." 

Mereka berantem dan akhirnya preman-preman itu kalah dan langsung pergi. Ryan dari dulu memang pintar bela diri. 

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Ryan pada gadis itu. 

"Tidak, terima kasih ya sudah menolongku." 

"Iya sama-sama. Eh kenalan boleh tidak? Namaku Ryan."

"Namaku Nesya." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun