Mohon tunggu...
Radian A
Radian A Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Belajar jadi manusia

Karena "bio harus diisi" maka ingin ku ceritakan tentangku kepadamu, namun nanti ... saat kita bersua di dalam kedai, bertemankan bergelas-gelas kopi. Akan ku isi bio-ku di hatimu, tanpa terkecuali, jujur dan apa-adanya. :p

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gadis di Keremangan Malam

11 Maret 2020   19:07 Diperbarui: 11 Maret 2020   19:10 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya, ya begitulah."

Aku mengalihkan pandangan ke arah matanya. "Sayang sekali jika harus kehilangan salah satunya, bukan begitu?"

Lelaki itu hanya terdiam, mencoba mengalihkan wajahnya dari tatapanku. Matanya memutar, seolah mencari sesuatu di sudut ruang tamu itu yang aman untuknya meletakkan pandangan.

Dadang meletakkan sebuah revolver yang terselip di belakang pinggangnya ke atas meja kaca, dentingan suaranya mengisi keheningan.

"Apa mau kalian!?" tanyanya dengan suara meninggi.

"Tentu Anda sudah tau maksud kedatangan kami, bukan?" jawabku datar. "Bos saya pasti sudah mengabari Anda, semalam."

"Kalau begitu, biarkan saya menyelesaikan sendiri urusan ini dengan bos Anda ... "

"Sayangnya, dia sudah tidak percaya lagi dengan janji Anda, Bapak Sudiro!" potongku cepat. Aku mengambil amplop coklat dari dalam tas, mengeluarkan isinya, dan menyodorkannya. Sebuah akta perjanjian hutang-piutang. "Sudah lima tahun berselang, Bapak Sudiro."

Dia tidak menyentuhnya, sepertinya lelaki tua itu sudah cukup paham isi lembaran kertas di hadapannya itu.

"Tetapi saya sedang tidak ada uang."

"Kalau begitu, silahkan tunggu kabar duka saja, saya pastikan kurang dari dua puluh empat jam," potong Dadang menyela.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun