"Chat dari istrinya ya, A?" tanyanya tanpa basa-basi sambil melirik ke arah ponsel yang aku genggam.
"Ah, bukan."
"Masa sih?" tanyanya ulang. "Dari pacar?"
"Bukan juga." jawabku ringan, sambil meletakkan ponsel ke dalam saku dan meraih sebatang rokok mild lalu menyalakannya.
Setelah satu hisapan, gadis belia itu menyerobot rokokku dan menghisapnya. Aku memandanginya. Dia menghembuskan asapnya perlahan setengah mendangak, seolah tau bagaimana memperoleh perhatian dari seorang laki-laki.
"Siapa namamu?"
"Lidia," jawabnya tersenyum menatapku."pake ye... Ly .. dia."
"Oh."
Seorang pelayan segera mengalihkan perhatianku. Tangannya lincah menata semua di atas meja. Sebotol Chivas Regal, pitcher kaca yang aku kira berisi bir namun ternyata berisi teh dingin, seember kecil es batu, mix fruit diatas piring besar, Kentang goreng dan beberapa lowball glass. Semua ditata mengelilingi lilin.
"Mari kita nikmati malam ini mas Bro!" Teriak Dadang menyaingi dentuman suara musik yang melengking.
Dengan lincah, gadis belia lain yang di bawa Arif mulai memasukkan es batu dan menuangkan minuman ke dalam gelas-gelas. Dan membagikannya kepada kami semua.