Mohon tunggu...
Radian A
Radian A Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Belajar jadi manusia

Karena "bio harus diisi" maka ingin ku ceritakan tentangku kepadamu, namun nanti ... saat kita bersua di dalam kedai, bertemankan bergelas-gelas kopi. Akan ku isi bio-ku di hatimu, tanpa terkecuali, jujur dan apa-adanya. :p

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gadis di Keremangan Malam

11 Maret 2020   19:07 Diperbarui: 11 Maret 2020   19:10 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadis di Keremangan Malam (gambar: pixabay.com)

Dia mengangguk.

Kami beranjak keluar. Setelah membayar hampir delapan juta di meja resepsionis. Enci terus berpegangan di lenganku menahan tubuhnya yang telah gontai. Kami keluar bersama dari tempat itu.

###
Hampir pukul setengah empat, ketika kami sampai di kamar kosku. Tanpa basa-basi Enci langsung melumat bibirku hingga menjatuhkan tubuh kami berdua ke atas ranjang.

Tanganku menjelajah setiap jengkal tubuhnya. Setiap bagian tubuhnya terasa lebih hangat dan basah.

"A, aku ke kamar mandi dulu ya?" pinta gadis itu.

Aku melepaskan kedua tanganku, seperti tawanan yang di todong senjata, aku terlentang di atas ranjang. Sayup-sayup mataku perlahan terpejam.

Aku terjaga, ketika tanpa aku sadari sebuah pisau menusuk dalam menembus baju dan kulit dadaku. Perih dan nyeri. Darah segar nampak mengucur deras membasahi ranjang.

"A Rio, apa sekarang kamu mengingatku?"

Aku menatap samar-samar wajah Enci. Rambutnya kini diikat ke belakang. Sebuah tahi lalat di bawah telinganya mengingatkanku pada foto gadis kecil di rumah Sudiro pagi tadi.

"Selamat tinggal Aa Rio, sampaikan salamku untuk Papa di surga."

Setengah gontai, gadis itu membawa tas jinjing berwarna merah hati dan kunci mobil, lalu menghilang di balik pintu.

###
KBC-20 | Kompasianer Brebes

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun