Apakah itu berarti SDM yang pemikiran dan opininya harus sama dengan orang yang berkomentar?
Budaya pergaulannya harus sama seperti orang yang berkomentar?
Tutur kata dan sikapnya harus sama seperti orang yang berkomentar?
Atau orang yang bisa langsung menghakimi seseorang hanya melalui sepotong video atau berita, lantas langsung disebut sebagai SDM Tinggi?
Saya rasa di negara yang sarat akan pluralisme, tidak dari budaya saja, tapi juga pendidikan, ada baiknya untuk saling menjaga komentar.
Kalau tidak suka, lebih baik skip saja, dibanding memicu emosi.
Kalau ada yang bikin emosi, lebih baik tidak perlu direspons, atau tegur saja sekali, langsung block.
Pendidikan sangat mempengaruhi cara berpikir seseorang, tidak semua murid sekolah mendapatkan pendidikan yang terbaik, baik dari orang tuanya, lingkungan ataupun sekolah, dikarenakan situasi.
Cara berpikir seseorang terwujud dalam tutur kata, cara menyikapi situasi, dan bahkan cara mengolah emosi.
Budaya pergaulan seseorang, juga sangat mempengaruhi dalam bagaimana cara dia bersikap, seperti membuang sampah, mengantre di toilet, area mana yang harusnya merokok.
Di era yang serba canggih, termasuk mudahnya kita dalam mengakses sosial media, membuat kita semua saling terhubung, dan mengenal, bahkan saling mempengaruhi.