Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

SDM Rendah versus SDM Tinggi di Negara yang Sama

16 Agustus 2024   13:59 Diperbarui: 16 Agustus 2024   18:08 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SDM Rendah...

Entah mengapa kening saya selalu mengkerut ketika membaca atau mendengar istilah "SDM Rendah". 

Perbedaan cara berpikir ataupun opini, ternyata mudah menyulut orang untuk menyebut "SDM Rendah". 

Pemberitaan, konten ataupun obrolan yang seharusnya berjalan damai dan baik-baik saja, menjadi arena bertinju kata antar para netizen yang berbeda cara pandang.

Belum lagi, budaya kita yang selama ini sering buang sampah sembarangan, merokok saat berkendara, dan sebagainya, selalu dikaitkan dengan istilah SDM Rendah. 

Penyebutan istilah yang menurut saya cukup arogan, dan bernuansa narsistik, dimana orang yang mengatakan merasa paling hebat, atau bisa juga merasa diri yang paling benar.

Terkadang dalam live sebuah e-commerce, memang ada saja penonton yang komentar terlalu ceplas-ceplos dan agak menyakitkan hati. 

Contoh, "Aneh, bangga banget jual tas KW, tapi ambil cuan dari buyer, buat beli tas ori".

Sontak, pemilik sekaligus host dalam live tersebut emosi, dan menyebut kalimat "ga level dengan SDM Rendah, miskin", dan itu bisa diucap berulang-ulang hingga kurang lebih satu jam.

Kalimat penonton live yang memancing emosi pemilik dan host live, tidak sepenuhnya saya benarkan, karena cara orang mendapatkan penghasilan berbeda-beda. Bila tidak senang, akan lebih baik skip saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun