Selain itu, ada juga kekhawatiran tentang penyalahgunaan kekuasaan dalam konteks Panopticon. Kekuasaan yang terkonsentrasi di tangan penjaga atau pihak berwenang dapat menimbulkan risiko penyalahgunaan atau perlakuan sewenang-wenang terhadap mereka yang berada di bawah pengawasan.
Meskipun konsep Panopticon tidak pernah diterapkan sepenuhnya dalam bentuk yang dibayangkan oleh Bentham, pengaruhnya memiliki implikasi yang signifikan dalam bidang sosiologi, filsafat, dan studi tentang kekuasaan. Â Konsep pengawasan tak terlihat dalam Panopticon terus diperdebatkan dan dipelajari dalam konteks modern, terutama di era teknologi dan kemajuan sistem pengawasan.
Meskipun konsep panoptikon telah menjadi sasaran kritik dan kontroversi, namun pengaruhnya masih terasa dalam pemikiran sosial dan politik. Banyak teori dan penelitian modern yang diilhami oleh konsep panoptikon, khususnya di bidang kajian kekuasaan, sosial, dan pengawasan.
Di era kemajuan digital dan teknologi, elemen Panopticon telah diimplementasikan sebagai sistem pemantauan dan pengawasan modern. Misalnya, teknologi CCTV, pengawasan elektronik, dan analitik data memungkinkan untuk terus memantau individu di berbagai pengaturan seperti keamanan publik, tempat kerja, dan ruang publik. Â Terlepas dari konteks yang berbeda, prinsip dasar pengawasan tak terlihat dan pengaruhnya terhadap perilaku individu masih berlaku.
Tantangan Implementasi: Meskipun konsep Panopticon menawarkan potensi pemantauan yang efektif, implementasinya tidak selalu mudah. Ada tantangan teknis, logistik, dan keuangan yang terkait dengan pembangunan dan pengoperasian struktur fisik Panopticon. Selain itu, ada juga tantangan hukum dan etika dalam mengatur dan menjaga keseimbangan antara kekuasaan pengawasan dan hak-hak individu.
Evolusi konsep Panopticon: Konsep Panopticon telah berevolusi dan diadaptasi dari waktu ke waktu. Misalnya, dengan perkembangan teknologi, pemantauan elektronik dan penggunaan algoritme telah memperluas cakupan konsep ini. Konsep panoptikon sosial juga diperluas untuk memahami pengaruh pengawasan terhadap budaya populer, media, dan dinamika sosial.
Studi tentang konsep panoptikon terus berkembang, dan pemahaman tentang implikasinya bagi masyarakat dan individu terus berkembang seiring dengan perubahan sosial dan teknologi. Â Konsep ini menimbulkan pertanyaan penting tentang hak asasi manusia, kebebasan individu dan batas-batas kekuasaan.
Jeremy Bentham mengembangkan konsep Panopticon dengan motivasi utama untuk menciptakan sistem pengawasan yang efektif guna tercapainya kontrol dan disiplin sosial dalam masyarakat. Â Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan di mana individu merasa terus-menerus diamati dan mengatur perilakunya secara mandiri sesuai dengan norma dan aturan yang telah ditetapkan.
Latar belakang dan motivasi Bentham untuk mengembangkan konsep Panopticon terkait erat dengan visi utilitarian yang dianutnya. Bentham adalah seorang filsuf utilitarian yang percaya bahwa tindakan yang benar adalah tindakan yang membawa kebahagiaan terbesar bagi banyak orang. Dalam pandangan utilitarian, tujuan utama masyarakat adalah mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi semua anggotanya.
Bentham percaya bahwa untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan umum, kontrol sosial yang efektif diperlukan. Ia melihat bahwa manusia cenderung bertindak egois dan memaksimalkan keuntungan pribadi. Dalam konteks ini, diperlukan pengawasan dan disiplin yang ketat untuk mengontrol perilaku individu dan mencegah mereka melanggar aturan yang dapat merugikan kebahagiaan umum
Selain itu, Bentham juga melihat perlunya menghindari penggunaan kekerasan atau hukuman yang ekstrim untuk menjaga ketertiban dan disiplin. Dia berpendapat bahwa ancaman pengintaian yang tidak terlihat lebih efektif dalam mencapai tujuan sosial daripada kekerasan atau penggunaan kekuatan secara langsung. Menurutnya, konsep Panopticon mencerminkan pendekatan yang lebih manusiawi dan memperhatikan kesejahteraan individu yang terlibat dalam sistem pengawasan.