Mohon tunggu...
Ivan NaimadaMusthafa
Ivan NaimadaMusthafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

TERUS SEMANGAT

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jiwasraya Aplikasi Pemikiran Jeremy Bentham dan Giddens Anthony

1 Juni 2023   11:40 Diperbarui: 1 Juni 2023   12:15 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Panoptikon "Jeremy Bentham"

Panopticon adalah konsep penjara yang dirancang oleh Jeremy Bentham pada abad ke-18. Istilah "Panopticon" berasal dari kata Yunani "pan" yang berarti "segalanya" dan "optikon" yang berarti "penglihatan". Konsep ini didasarkan pada gagasan kontrol total terhadap narapidana di Lapas.

Di Panopticon, Bentham mengusulkan struktur melingkar dengan menara pengawas di tengahnya. Bangunan itu terdiri dari sel-sel tahanan yang mengelilingi menara pengawas. Setiap sel memiliki jendela kecil yang menghadap ke menara pengawas, sedangkan menara pengawas dilengkapi dengan jendela besar yang memungkinkan penjaga untuk melihat setiap sel.

Tujuan dari Panopticon adalah untuk menciptakan efek pengawasan yang tidak terlihat dan berkelanjutan. Tahanan di sel ini tidak dapat melihat penjaga atau mengetahui apakah mereka sedang diawasi pada waktu tertentu. Oleh karena itu, narapidana harus menganggap dirinya selalu diawasi. Hal ini menimbulkan rasa takut dan kontrol yang efektif dalam menjaga perilaku narapidana.

Konsep panopticon kemudian berkembang menjadi metafora sosial dan filosofis yang lebih luas. Bentham menggunakan penjara sebagai contoh konkrit, tetapi ide dasar Panopticon telah diterapkan pada berbagai institusi dan struktur sosial. Konsep ini menggambarkan adanya kontrol tak terlihat yang mempengaruhi perilaku dan penyesuaian individu.

Dalam bahasa Indonesia, istilah "Panopticon" sering diterjemahkan secara harfiah menjadi "Panopticon" atau "Panopticum". Namun, penting untuk dicatat bahwa konsep ini lebih dikenal dalam bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia, sehingga istilah aslinya sering digunakan dalam konteks bahasa Indonesia.

Jeremy Bentham merancang konsep Panopticon dengan menggunakan prinsip arsitektur dan supervisi. Secara fisik, Panopticon didesain sebagai bangunan berbentuk lingkaran dengan menara pengawas di tengahnya. Bangunan itu terdiri dari serangkaian sel induk yang mengelilingi menara pengawas. Setiap sel memiliki jendela kecil yang menghadap ke menara, sedangkan menara dilengkapi dengan jendela besar yang memungkinkan penjaga melihat ke dalam setiap sel.

Bentham merancang struktur fisik ini dengan tujuan menciptakan pengawasan yang efektif dan tidak terlihat. Dalam desainnya, ia memperhatikan beberapa aspek penting:

Penempatan menara pengawas: Menara pengawas ditempatkan di tengah bangunan agar setiap sel dapat melihat dengan jelas dan tidak terhalang. Dalam posisi ini, sipir bisa melihat setiap napi tanpa mengetahui sedang diawasi atau tidak.

Jendela dan penerangan:Sel tahanan memiliki jendela kecil yang menghadap menara pengawas, sedangkan menara memiliki jendela besar.Desain ini memungkinkan cahaya masuk ke sel narapidana, tetapi membuat narapidana sulit melihat penjaga di menara. Ini menciptakan ketidakpastian dan ketakutan yang efektif dalam mengendalikan perilaku.

Tata ruang: Ruang di sekitar menara kontrol dan sel tahanan dirancang sedemikian rupa sehingga tahanan tidak memiliki tempat untuk bersembunyi atau luput dari perhatian. Setiap sudut ruangan harus terlihat jelas oleh penjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun