Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Makam Sawah Waru yang Tidak Terawat

30 Juli 2023   00:29 Diperbarui: 30 Juli 2023   00:31 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terus berjalan sembari menikmati dingin sentuhan embun dikaki. 

Sampai diturunan jalan setapak, ada dua blarak alias daun pelapah kelapa, aku tarik ku bawa ke gubuk, persediaan untuk obong-obong. 

Aku taruh blarak dihalaman, dan aku masuk gubuk, aku taruh buku dan tas kecil juga hape dan kupluk dan langsung nyemplung ke kali pipis dan wudhu. 

Masuk gubuk lagi, me ruh barang-barang ke lantai atas sekalian ngecas hape dan menyalakan radio, terus tadarus sejenak

Turun dan ambil sabit untuk memotong pelapah blarak dan aku bawa masuk ke pawon, kemudian keteras samping menaruh buku. 

Aku lanjutkan menyiram tanaman sampai sekitar jam delapan, rehat dan mulai baca buku. 


Baca buku sambil corat-coret baru sebagian dan rasa bosan dengan nuansanya muncul tiba-tiba. 

Bergegas aku jalan mencari tempat yang nyaman untuk membaca. 

Aku sekalian bawa sabit dan hape, untuk dokumentasi pesawahan. 

Jalan keutara melewati bantaran Gili wangan sapi alias tanggul aliran irigasi sekitar 300 meter sampai disawah waru. 

Aku dokumentasi sejenak, ada suara orang nggurah manuk emprit alias menakut-nakuti burung pipit yang memakan padi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun