Terus berjalan sembari menikmati dingin sentuhan embun dikaki.Â
Sampai diturunan jalan setapak, ada dua blarak alias daun pelapah kelapa, aku tarik ku bawa ke gubuk, persediaan untuk obong-obong.Â
Aku taruh blarak dihalaman, dan aku masuk gubuk, aku taruh buku dan tas kecil juga hape dan kupluk dan langsung nyemplung ke kali pipis dan wudhu.Â
Masuk gubuk lagi, me ruh barang-barang ke lantai atas sekalian ngecas hape dan menyalakan radio, terus tadarus sejenak
Turun dan ambil sabit untuk memotong pelapah blarak dan aku bawa masuk ke pawon, kemudian keteras samping menaruh buku.Â
Aku lanjutkan menyiram tanaman sampai sekitar jam delapan, rehat dan mulai baca buku.Â
Baca buku sambil corat-coret baru sebagian dan rasa bosan dengan nuansanya muncul tiba-tiba.Â
Bergegas aku jalan mencari tempat yang nyaman untuk membaca.Â
Aku sekalian bawa sabit dan hape, untuk dokumentasi pesawahan.Â
Jalan keutara melewati bantaran Gili wangan sapi alias tanggul aliran irigasi sekitar 300 meter sampai disawah waru.Â
Aku dokumentasi sejenak, ada suara orang nggurah manuk emprit alias menakut-nakuti burung pipit yang memakan padi.Â