Aku jabat dan cium tangannya sembari aku basa-basi mengajak jalan keliling ke lapangan voli.Â
"ho'o jane yo muter sak puteran ae wis mlayan kanggo therapy" jawab beliau."njih mbah, monggo" jawab ku sambil aku jalan.Â
Sampai mushola keramat/punden masih ada dua sandal jamaah, aku rapihkan, kemudian langsung kerumah simbah.Â
Masuk rumah, simbah di kursi singgasananya sedang ngelinting tembakau.Â
Aku jabat dan cium tangannya, kemudian aku nyalakan tipi, biasa TVRI Serambi Islami, tema pagi tadi "memungut rahmat dan keberkahan"Â
Rahmat Alloh SWT itu sangat dekat, tinggal peka atau tidak akan clue-clue-Nya dan bagaimana mampu memungutnya.Â
Pembicaranya Kyai Kol. SUS. Dr. HM. Kemalsyah, MAg, dengan peci hitam dan seragam militernya yang gagah nan alim.Â
Bersama narasumber Dr. Ita Yuanita Skp., M.Kep Dosen UIN Syaruf Hidayatullah Jakarta.Â
"rahmat itu sederhananya adalah kasih sayang Alloh SWT", pun kemampuan seseorang membangun empati itu juga bentuk rahmat dari Alloh SWT.Â
Empati tidak tumbuh bersama rasa emosi, terlebih bagi sebagian orang yang dalam pekerjaannya sangat berkaitan erat dengan bentuk empati.Â
Seperti dicontohkan tugas perawat, dalam merawat orang sakit harus pandai mengelola emosi.Â