Mohon tunggu...
Nadziraturrahma
Nadziraturrahma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 4

fill your life with happiness

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sanubari Jiwa Amarta

1 Maret 2022   19:11 Diperbarui: 1 Maret 2022   19:12 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sholat adalah bentuk rasa syukur kita kepada sang pencipta. Sholat adalah sebutan untuk ibadah umat agama Islam", jelas pak Glend kepada Amarta.

"Entah mengapa, hatiku menjadi tersentuh ketika sedang memandangmu tadi yang katamu sedang melakukan sholat itu", ucap Amarta.

"Kau tidak pernah melaksanakan sholat?", tanya pak Glend.

"Aku tak punya agama", jawab Amarta.Bapak itu tersentak kaget.

"Apakah punya agama itu penting?", tanya Amarta.

"Sangat penting, karena dengan mempunyai agama maka kitapun mempunyai kepercayaan kepada sang pencipta yang telah menciptakan kita dengan wujud yang sebaik-baiknya. Sholat juga merupakan bentuk rasa syukur kita atas penghidupan yang sudah diberi oleh sang ilahi", jawab pak Glend dengan menjelaskannya secara perlahan kepada Amarta.

"Lalu, apakah kau mau mengajarkanku Islam? Aku jatuh cinta pada Islam", tutur Amarta.

"Tentu saja!", jawab pak Glend.

Sebulan telah berlalu. Mereka pun telah menjadi begitu akrab. Bahkan, Amarta telah menganggap pak Glend sebagai ayahnya sendiri.

Sejak memeluk islam, jiwa Amarta menjadi lebih tenang. Bukan hanya jiwa, tapi raganya pun sangat menenangkan. Hatinya menjadi lebih hangat. Setidaknya kini Amarta meyakini satu hal, yakni Islam. Amarta menjadi manusia yang lebih baik karena Islam.

Amarta pun diajak untuk pergi ke kota dan mewujudkan cita citanya yang ingin menjadi seorang dokter. Biasanya Amarta menolak, namun tidak dengan kali ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun