"Maafkan aku mas", ucap Anantha dan memeluk dan mengecup mesra pak Glend.
"I...bu? Ibu? Kau adalah ibuku?", tanya Amarta.
"A...yah? Ayah? Kau adalah ayahku?", lanjut Amarta.
"Maafkan ibu nak", jawab Anantha.
"Peri kecilku? Amarta Nadia Tamara? Kau putriku? Ternyata, kau bukan Amitha. Kau Amarta, peri kesayanganku!", jawab pak Glend.
Amarta keluar dari ruangan itu.
Laranya membisu, angan-angannya berkobar seakan ingin menggemparkan seluruh isi dunia.
 Dia sangat tidak menyangka bahwa yang membuat dia jatuh cinta pada islam dan membuatnya menjadi seorang dokter seperti sekarang adalah ayahnya sendiri.
Disisi lain, pak Glend juga sangat tidak menyangka bahwa gadis yang dia biayai selama ini adalah putrinya sendiri.
Tiba-tiba, datang seorang perawat menghampiri Amarta
"Dokter, passien yang bernama Glend sedang sekarat", ucap perawat.
Amarta panik dan segera bergegas menghampiri ayahnya. Melihat kondisi ayahnya, Amarta langsung mengambil tindakan medis.