5) Soal uraian cocok untuk mengevaluasi kemampuan analitis, sintetis, dan evaluatif.
Meskipun demikian, tes esai juga memiliki beberapa kelemahan:
1) Penilaian terhadap jawaban tes esai sering tidak konsisten karena variasi dalam jawaban yang dapat diterima, yang mengakibatkan variasi dalam penilaian.
2) Tes esai mengharuskan jawaban yang cenderung lebih panjang, yang mengakibatkan waktu yang diperlukan untuk menjawab satu pertanyaan menjadi signifikan, Sehingga membatasi jumlah pertanyaan yang bisa diajukan dalam satu sesi tes dan mengurangi representasi menyeluruh dari materi yang telah disampaikan.
3) Proses penilaian tes esai memerlukan penggunaan waktu dan energi yang besar, karena setiap jawaban harus diperiksa secara detail satu per satu.
Tes esai memiliki sejumlah ciri khas, di antaranya:
1) Tes ini mengandung pertanyaan atau instruksi yang meminta respons dalam bentuk penjelasan atau pemaparan kalimat, yang seringkali memiliki panjang yang cukup.
2) Pertanyaan atau instruksi tersebut menekankan pada pemberian penjelasan, komentar, interpretasi, perbandingan, kontrast, dan jenis respons serupa.
3) Jumlah pertanyaan esai biasanya terbatas, seringkali berkisar antara lima hingga sepuluh butir.
4) Pertanyaan-pertanyaan esai biasanya dimulai dengan kata-kata seperti "uraikan", "mengapa", "terangkan", atau "jelaskan".
Langkah-langkah penyusunan soal esai adalah sebagai berikut: