2. Merumuskan permasalahan dan menghimpun informasi yang sesuai.
3. Menganalisis data.
4. Menetapkan rekomendasi untuk perbaikan dan pengembangan program.
Worthen, Blaine R., dan James R. Sanders mengidentifikasi beberapa jenis model evaluasi yang dapat diklasifikasikan menjadi: model pengukuran, model kesesuaian, model sistem, dan model iluminatif.
a) Model PengukuranÂ
Model ini memiliki akar yang lebih tradisional daripada model evaluasi lainnya dan diperkenalkan oleh tokoh-tokoh seperti R. Thorndike dan R. L. Ebel. Konsepnya menggambarkan evaluasi pendidikan sebagai "pengukuran" berbagai perilaku dengan tujuan untuk memperhatikan perbedaan di antara individu atau kelompok, dan hasilnya digunakan dalam seleksi, bimbingan, dan perencanaan pendidikan. Ruang lingkup evaluasi dalam model ini mencakup perilaku, terutama perilaku siswa, yang meliputi kemampuan belajar, kecerdasan, bakat, minat, sikap, dan aspek kepribadian lainnya. Secara singkat, subjek evaluasi mencakup aspek kognitif dan afektif dari perilaku siswa.
b) Model KesesuaianÂ
Model ini bisa dianggap sebagai tanggapan terhadap model pengukuran, meskipun memiliki beberapa kesamaan dengan model sebelumnya. Tokoh utama dalam model ini adalah Raph W. Tyler, John B. Carrol, dan Lee J. Cronbach. Tyler menyatakan bahwa proses pendidikan melibatkan tiga elemen yang saling terkait: tujuan pendidikan, pengalaman belajar, dan evaluasi hasil belajar. Evaluasi adalah upaya untuk menilai sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai oleh siswa melalui hasil belajar yang mereka tunjukkan pada akhir proses pendidikan. Fokus evaluasi dalam model ini adalah memeriksa kesesuaian antara tujuan dan hasil belajar, dengan penekanan pada perubahan perilaku yang diharapkan yang ditunjukkan oleh siswa pada akhir proses pendidikan. Aspek perilaku yang dievaluasi meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai/sikap. Model ini tidak hanya bergantung pada tes tertulis atau uji tulis, tetapi juga mempertimbangkan penggunaan alat evaluasi lain seperti tes tindakan dan observasi.
c) Model Sistem
Pada dasarnya, evaluasi dalam model sistem melibatkan perbandingan kinerja berbagai komponen sistem yang sedang dikembangkan dengan standar tertentu. Hasilnya adalah deskripsi dan penilaian tentang sistem yang sedang dievaluasi. Prinsip-prinsip yang mendasari model ini mencakup:
- Â Menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan sistem secara menyeluruh dalam proses evaluasi, tanpa hanya memusatkan perhatian pada hasil yang dicapai.
- Inti dari evaluasi adalah perbandingan antara kinerja dan standar yang ditetapkan.
- Evaluasi tidak hanya memberikan deskripsi tentang kondisi sistem yang dievaluasi, tetapi juga harus memberikan penilaian tentang kebaikan dan efektivitas sistem pendidikan.
- Informasi dari evaluasi digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan tentang peningkatan sistem.
- Hasil evaluasi digunakan untuk pengambilan keputusan, baik untuk meningkatkan sistem maupun untuk membuat kesimpulan tentang kualitas keseluruhan sistem.
d) Model IlluminatifÂ