Mata Yuky menekuk kebawah, ekspresinya sama seperti pertama kali memasuki UKS. Perasaanya pun seakan kembali berputar kewaktu sebelumnya. Waktu saat ia melihat keduanya berpelukan begitu erat.
"Kunto.."
"Hmm..?"
Yuky menatap kunto dengan mata yang berkaca kaca. "Ini yang disebut sakit hati? Atau baper? Ini yang disebut 'sakit tapi gak berdarah' ?"
Yuky menepuk nepuk dadanya. Seakan ia menunjukan perasaan yang menyesak.
"Kunto.."
"Hmm..?"
"Gue capek.."
Saat itu Kunto duduk disebelah Yuky. Duduk pada bangsal yang sama. Ia mulai menempatkan kepala Yuky untuk bersandar pada bahunya.
"Yuky, sesakit apa pun itu, kalau gak berdarah, berarti gak akan berbekas. Tunggu beberapa saat sampai rasa sakit itu mereda.."
Untuk beberapa saat , Yuky merasakan kehangatan yang berbeda dari seorang lelaki yang berbeda. Ia mulai nyaman. Kakak laki laki yang ia dambakan keberadaannya, justru berada pada Kunto yang dianggap laki laki paling menyebalkan untuk Yuky.