...
Yuky berebah diatas ranjangnya. Pikirannya kosong, mingkin karna terlalu banyak yang difikirkan hingga ia yidak sanggup untuk memikirkannya kembali. Cahaya matahari masuk melewati sela sela jendela, menembus tirai yang bergaris garis. Langit yang cerah kini tidak berpihak pada perasaan Yuky. Bahkan kini seragam abu abunya masih ia pakai.
Matanya menatap langit langit kamarnya, hingga sampailah lirikannya itu pada sebuah buku tergeletak dimeja belajar. Alice In Wonderland, begitulah judulnya, halaman 126, sebercak kertas berwarna biru tertempelkan disana. Tertempelkan tepat pada Absolutely, ulat biru yang tidak bisa lepas dari rokoknya. Tapi kali ini ia tak memagang apapun, bahkan tubuhnya terbalik dan badanya terbungkus oleh suatu selaput. Kalimat teka teki berisi :
"Seandainya waktu tak
bisa diputar. Aku tidak ingin
Mengatakan bahwa semuanya
Hanya mimpi, bukan kenangan"
"Seandainya waktu bisa
kembali berputar. Aku ingin
mengatakan semuanya
kenangan,bukan hanya mimpi"
Saat itu seketika terasa ada sesuatu yang menyambar otak Yuky. Tentang ingatan yang mengalir dan bermuara pada otak Yuky. Seakan sel sel otaknya sudah lumpuh, kakiknya tak bisa kembali menopang tubuhnya. Kesadarannya perlahan lahan melayang. Cahaya matahari meredup, semuanya buram dan perlahan lahan berwarna putih, lalu warna putih menyusut menjadi gelap gulita.
Yuky kehilangan kesadarannya...
***
Anak laki laki itu mulai berbalik, dengan senyum cerahnya ia menyambut kedatangan si gadis.
"Lama banget sih! Matahari keburu terbenam lama nungguin kamu.."
tidak seperti senyumnya yang begitu ramah, nada perkataanya terdengar ketus. Bibir si gadis ditekuk kebawah, lagi lagi anak laki laki itu tidak bisa dimengetri.