dan Gen Z menjadi isu penting, terutama dalam konteks persiapan Pilpres 2024. Generasi muda ini hidup
di era digital, di mana akses informasi dan komunikasi semakin mudah dan cepat. Namun, kemudahan ini
membawa tantangan baru, terutama dalam hal penyebaran informasi yang belum terverifikasi dan hoaks.
Informasi palsu dapat dengan cepat menyebar melalui media sosial dan aplikasi pesan instan,
mengakibatkan kebingungan, keraguan, dan bahkan ketidakpercayaan terhadap sistem politik dan
demokrasi. Kondisi ini menuntut adanya literasi digital yang lebih baik dan upaya untuk memperkuat
kepercayaan masyarakat terhadap sistem politik, agar proses pemilu dapat berlangsung dengan adil dan
transparan. Hanya dengan meningkatkan pemahaman politik yang baik, generasi muda dapat memainkan
peran yang lebih aktif dan konstruktif dalam membangun masa depan desa mereka.
Analisis ini, layaknya cermin yang memantulkan realitas, menggambarkan betapa rumitnya
memahami dinamika politik di era digital dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi partisipasi sosialpolitik masyarakat. Meski kemajuan teknologi telah membuka akses informasi politik secara lebih luas danÂ