Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Akulturasi Islam dalam Kebudayaan Rejang

2 Mei 2019   07:47 Diperbarui: 4 Mei 2019   13:41 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum mengkaji tentang masuknya Islam ke Tanah Rejang ada baiknya dibahas terlebih dahulu tentang masuknya Islam ke Indonesia, Sebab masuknya Islam ke Tanah Rejang tak terlepas dari cerita masuknya Islam ke Indonesia. Banyak pendapat yang kemudian menjadi sebuah teori terkait tentang masuknya Islam ke Indonesia.

Pertama teori  India. teori ini berasal dari sarjana Belanda yakni Pijnappel kemudian dikembangkan oleh Snuck Hurgroje. Dengan tegas Moquette mendasarkan teori ini setelah mengamati Batu Nisan di Pasai khususnya yang tertanggal 17 Dzulhijjah 831 H atau 27 September 1428, serta batu nisan  Maulana Malik Ibrahim (w 822/1419) di  Gresik, Jawa Timur. 

Kedua batu nisan tersebut sama bentuknya artinya itu bukan batu nisan lokal akan tetapi impor dari Gujarat oleh karenanya orang-orang nusantara mengambil Islam dari sana. 

Teori Batu Nisan Gujarat walau banyak mendapat kritikan namun banyak juga sarjana yang mengakui teori ini di antaranya Kern, Winstedt, Bousquet, Vlekke, Gonda, Schrieke dan Hall.

Kedua teori Arab, teori ini dipegang oleh Keijzer, beliau mengatakan bahwa Islam di Nusantara berasal dari Mesir sebab kedua wilayah tersebut sama-sama bermazhab Syafi’i. Teori ini juga dipegang oleh Niemann dan de Hollender dangan sedikit perbedaan bahwa Islam Nusantara bukan berasal dari Mesir akan tetapi Hadramaut; Yaman. 

Teori ini dibela gigih oleh Naguib Al-Attas, Marrison dan sebagian ahli Indonesia juga setuju dengan teori ini. Intinya teori ini menyatakan bahwa Islam datang ke Indonesia langsung dari Arab bukan pada abad ke XII atau XIII Masehi akan tetapi pada abad I Hijriah atau abad VII Masehi.

Ketiga teori Sufi. Teori ini tidak bicara misi muslim untuk menyebarkan Islam di Nusantara dari India; teori India atau pun Arab; teori Arab. Akan tetapi karena misi orang yang berasal dari India atau Arab adalah untuk berdagang. 

Artinya kecil kemungkinan para pedagang datang ke Indonesia sekaligus dengan misi menyebarkan Islam akan tetapi mereka hanya berdagang dan pedagang muslim yang ahli sufi. 

Faktor utama dari teori ini adalah kemampuan para sufi menyajikan Islam dalam kemasan Atraktif dan banyak sumber yang menceritakan pengenalan Islam oleh guru-guru dengan karakteristik sufi yang kental.

Disamping ke-tiga teori tersebut menurut Hery Noor Aly dan Salim Bela Philli perlu juga perlu ditawarkan teori alternatif yaitu Teori Melayu. Teori melayu ini dikemukakan untuk dapat menentukan sejarah masuknya agama Islam ke wilayah-wilayah  selain  Samudera  Pasai dan Gresik. 

Pelaku dakwahnya sebagian besar adalah penduduk pribumi Nusantara sendiri yang telah memeluk agama Islam. Dengan demikian teori Melayu lebih relevan  dengan Islamisasi di Wilayah Minangkabau, Cirebon, Gowa, Sulawesi, Ternate Tidore, Sulu, sampai Mindanao, Pattani (Filipina)  demikian juga di wilayah Bengkulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun