Mohon tunggu...
Muhammad guntur
Muhammad guntur Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Mahasiswa

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM semoga kita di berikan umur yang panjang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

14 tema dengan teori di bawah ini

17 Januari 2025   21:19 Diperbarui: 19 Januari 2025   06:41 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepercayaan dan otonomi dari tahapan sebelumnya berkembang menjadi keinginan untuk mengambil inisiatif atau memikirkan ide dan memulai tindakan (Erikson, 1982). Begitu anak-anak mencapai tahap prasekolah (usia 3-6 tahun), mereka mampu memulai kegiatan dan menegaskan kendali atas dunia mereka melalui interaksi sosial dan bermain. Dengan belajar merencanakan dan mencapai tujuan sambil berinteraksi dengan orang lain, anak-anak prasekolah dapat menguasai tugas ini. Anak-anak mungkin ingin membangun benteng dengan bantal dari sofa ruang tamu atau membuka kios limun di jalan masuk atau membuat kebun binatang dengan boneka binatang mereka dan mengeluarkan tiket kepada mereka yang ingin datang. Atau mereka mungkin hanya ingin mempersiapkan diri untuk tidur tanpa bantuan apa pun. Inisiatif, rasa ambisi dan tanggung jawab, terjadi ketika orang tua mengizinkan anak untuk mengeksplorasi dalam batas dan kemudian mendukung pilihan anak. Untuk memperkuat inisiatif, pengasuh harus memberikan pujian atas upaya anak dan menghindari kritis terhadap kekacauan atau kesalahan. Menempatkan gambar gambar di lemari es, membeli pai lumpur untuk makan malam, dan mengagumi menara lego akan memfasilitasi rasa inisiatif anak. Anak-anak ini akan mengembangkan kepercayaan diri dan merasakan tujuan. Mereka yang tidak berhasil pada tahap ini---dengan inisiatif mereka salah tembak atau tertahan oleh orang tua yang terlalu mengendalikan---dapat mengembangkan perasaan tidak mampu dan bersalah.

5. Teori emotional intelligence dari daniel goleman.

Teori Kecerdasan Emosional Daniel Goleman adalah perspektif terobosan tentang kecerdasan manusia, menunjukkan bahwa kecerdasan emosional (EI) bisa lebih penting daripada IQ tradisional. Teori ini menyoroti lima domain utama: kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Goleman menegaskan bahwa domain ini mewakili kemampuan yang dipelajari, bukan sifat bawaan, dan karena itu dapat dikembangkan. Sebagai dasar EI, kesadaran diri menopang semua domain lain, memungkinkan individu untuk mengenali dan mengelola emosi mereka. Pengaturan diri berhubungan dengan bagaimana kita mengendalikan reaksi dan dorongan emosional kita. Motivasi mengacu pada kecenderungan emosional yang membimbing atau memfasilitasi pencapaian tujuan di luar uang dan status. Empati menyangkut pemahaman dan respons terhadap keadaan emosional orang lain, sedangkan keterampilan sosial mencakup kemampuan yang dibutuhkan untuk interaksi interpersonal yang efektif. Teori yang berpengaruh ini telah berdampak signifikan pada berbagai bidang, seperti psikologi, kepemimpinan, dan pendidikan, menyoroti pentingnya kompetensi emosional dalam kesuksesan pribadi dan profesional. Latar Belakang Singkat: Daniel Goleman adalah seorang psikolog dan jurnalis sains terkenal yang karyanya telah mengubah pemahaman kita tentang kecerdasan emosional (EI). Buku terlarisnya "Emotional Intelligence," pertama kali diterbitkan pada tahun 1995, memperkenalkan konsep EI kepada khalayak luas dan mendorong perubahan dalam cara kita memandang kecerdasan dan kesuksesan. Goleman berpendapat bahwa EI adalah faktor penting dalam efektivitas kepemimpinan, mencakup keterampilan, dan kompetensi yang secara signifikan memengaruhi kemampuan seseorang untuk unggul dalam domain pribadi dan profesional. 

Penelitian atau Kebutuhan: Sebelum karya Goleman yang berpengaruh, bidang psikologi sebagian besar difokuskan pada kecerdasan kognitif tradisional, atau IQ, sebagai ukuran utama potensi keberhasilan dan kemampuan. Aspek emosional sering terpinggirkan, meskipun dampaknya jelas pada interaksi pribadi dan profesional. Menyadari hal ini, Goleman mengintegrasikan penelitian dari ilmu saraf dan ilmu perilaku untuk menciptakan teori kecerdasan emosional yang komprehensif, memperluas pemahaman kita tentang kecerdasan dan potensi manusia. Karya Goleman dipengaruhi oleh David McClelland, mentornya, dan karya-karyanya seperti "The Competency Model" dari "Competency at Work," yang menekankan pentingnya kompetensi manusia tertentu, seperti keterampilan interpersonal, di tempat kerja. Namun, Goleman memperluas konsep dengan memperkenalkan gagasan bahwa kompetensi emosional, termasuk kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial, juga penting untuk kepemimpinan yang efektif, kerja tim, komunikasi, dan kinerja tempat kerja secara keseluruhan.

 

Ringkasan Teori: Teori Kecerdasan Emosional Goleman mengusulkan bahwa individu bervariasi dalam kompetensi mereka dalam kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Unsur-unsur mendasar ini dibagi menjadi kompetensi pribadi dan sosial. Kompetensi pribadi menyangkut manajemen diri kita: kemampuan untuk menyadari dan mengatur emosi kita. Kompetensi sosial mencakup memahami emosi orang lain (empati) dan mengelola hubungan kita secara efektif (keterampilan sosial). Yang penting, Goleman berpendapat bahwa kompetensi emosional ini bukanlah sifat genetik yang tetap, tetapi keterampilan yang dapat dikembangkan dan diasah dari waktu ke waktu. 

Kesadaran Diri: Domain ini mengacu pada kemampuan individu untuk mengenali dan memahami emosi, kekuatan, kelemahan, nilai, dan dorongan mereka sendiri. Orang dengan kesadaran diri yang tinggi jujur pada diri mereka sendiri dan sadar bagaimana perasaan mereka memengaruhi mereka, orang-orang di sekitar mereka, dan kinerja pekerjaan mereka. Domain ini membentuk dasar untuk komponen lain dari kecerdasan emosional karena mengenali emosi sendiri terlebih dahulu adalah prasyarat untuk menanganinya dengan tepat.

 

Pengaturan Diri: Domain ini mencakup kompetensi seperti pengendalian diri, kepercayaan, kemampuan beradaptasi, dan inovasi. Pengaturan diri adalah kemampuan untuk mengontrol atau mengarahkan impuls dan suasana hati yang mengganggu dan kecenderungan untuk menangguhkan penilaian dan berpikir sebelum bertindak. Orang yang unggul dalam pengaturan diri memiliki kesadaran tinggi, mereka mampu mengelola reaksi emosional mereka terhadap situasi, dan mereka dapat beradaptasi dengan keadaan yang berubah.

 

Motivasi: Domain ini mengacu pada kecenderungan emosional yang memandu atau memfasilitasi pencapaian tujuan. Motivasi mencakup hasrat untuk bekerja di luar uang atau status dan kecenderungan untuk mengejar tujuan dengan energi dan ketekunan. Hal ini terlihat dalam sifat-sifat seperti dorongan yang kuat untuk berprestasi, optimisme bahkan dalam menghadapi kegagalan, dan komitmen organisasi.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun