Mohon tunggu...
Muhammad guntur
Muhammad guntur Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Mahasiswa

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM semoga kita di berikan umur yang panjang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

14 tema dengan teori di bawah ini

17 Januari 2025   21:19 Diperbarui: 19 Januari 2025   06:41 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

* Tahap 1: Orientasi hukuman dan kepatuhan. Seseorang menilai baik buruknya suatu perilaku berdasarkan rasa takut terhadap hukuman.

* Tahap 2: Orientasi kepuasan diri. Seseorang menilai baik buruknya suatu perilaku berdasarkan kepuasan diri yang diperoleh dari tindakan tersebut.
2. Level konvensional:

* Tahap 3: Orientasi hubungan antarpersonal. Seseorang menilai baik buruknya suatu perilaku berdasarkan norma sosial dan harapan orang lain.

* Tahap 4: Orientasi otoritas dan ketertiban. Seseorang menilai baik buruknya suatu perilaku berdasarkan hukum dan kewajiban moral.

3. Level pasca-konvensional:
* Tahap 5: Orientasi kontrak sosial. Seseorang menilai baik buruknya suatu perilaku berdasarkan prinsip-prinsip moral yang diakui secara universal.

* Tahap 6: Orientasi prinsip etika universal. Seseorang menilai baik buruknya suatu perilaku berdasarkan prinsip moral yang dianggap universal dan berlaku bagi semua orang.

   Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg mengemukakan bahwa tahapan-tahapan tersebut didasarkan pada tahapan perkembangan konstruktif dan penalaran moral merupakan dasar dari perilaku yang etis. Namun, teori ini memiliki kelemahan, seperti kesulitan membuktikan korelasi yang konsisten antara perkembangan moral Kohlberg dan sikap moral seseorang, serta sulit menjelaskan tentang keunggulan moral karena teori ini lebih menekankan pada rasionalitas moral dan cenderung mengabaikan karakter dan fitur moral.

1o. Peran lingkungan dan budaya dalam perkembangan sosial-emosional.

        Perkembangan sosial emosional merupakan aspek penting dalam pertumbuhan individu, terutama bagi anak-anak. Faktor lingkungan, yang mencakup keluarga, teman, sekolah, dan masyarakat, memainkan peran krusial dalam menerapkan pembelajaran sosial dan emosional. Berbagai ahli telah mengemukakan pandangan mereka mengenai bagaimana lingkungan membentuk perkembangan sosial emosional individu.Perkembangan sosial emosional anak merupakan aspek penting dalam tumbuh kembangnya, yang mencakup kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi, membangun hubungan dengan orang lain, serta melakukan interaksi sosial yang positif. Lingkungan, baik fisik maupun sosial, memiliki peran yang sangat signifikan dalam mempengaruhi perkembangan ini. Artikel ini akan membahas pengaruh lingkungan terhadap perkembangan sosial emosional anak dengan penekanan pada faktor-faktor yang berdampak besar.

1. Lingkungan Keluarga

     Lingkungan keluarga adalah pondasi pertama bagi perkembangan sosial emosional anak. Interaksi antara orang tua dan anak-inilah yang membentuk pola sikap dan perilaku anak di masa mendatang. Ketika anak mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan dukungan dari orang tua, mereka lebih cenderung merasa aman dan percaya diri. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang dibesarkan dalam keluarga yang hangat dan suportif cenderung memiliki kemampuan sosial yang lebih baik, serta kemampuan untuk mengontrol emosi mereka.Sebaliknya, lingkungan keluarga yang penuh konflik atau kekerasan dapat menghambat perkembangan sosial emosional. Anak-anak yang mengalami atau menyaksikan kekerasan dalam keluarga sering kali mengalami kesulitan dalam berinteraksi secara positif dengan orang lain. Mereka mungkin mengembangkan sikap defensif atau bahkan agresif dalam menghadapi situasi sosial, yang berdampak negatif pada hubungan mereka di luar rumah.

John Bowlby, yang terkenal dengan teorinya mengenai keterikatan, menjelaskan bahwa hubungan awal antara anak dan caregiver sangat mendasar bagi perkembangan emosional. Bowlby mengemukakan bahwa anak-anak yang mendapatkan kasih sayang yang konsisten dari orang tua mereka memiliki rasa aman yang lebih tinggi, sehingga mampu menjalin hubungan emosional yang sehat di masa mendatang.Lingkungan sosial yang positif, di mana anak merasa dicintai dan dijaga, dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kestabilan emosional. Sebaliknya, anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh stres atau pengabaian bisa mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan sosial yang sehat. 2. Lingkungan Sekolah dan teman sebaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun