Mohon tunggu...
Muhammad guntur
Muhammad guntur Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Mahasiswa

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM semoga kita di berikan umur yang panjang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

14 tema dengan teori di bawah ini

17 Januari 2025   21:19 Diperbarui: 19 Januari 2025   06:41 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

4. Teori psikososial erik erikson.    

Erik Erikson merumuskan teori perkembangan psikososial yang mengemukakan bahwa perkembangan diatur di sekitar delapan tugas perkembangan bertingkat usia. Pada setiap usia, bayi, anak-anak, remaja, dan orang dewasa, menegosiasikan tugas perkembangan target yang spesifik untuk periode perkembangan tersebut. Ketika tugas target berhasil dinegosiasikan, itu menciptakan dasar untuk perkembangan sehat di masa depan dan memberikan dasar untuk negosiasi yang sukses dari tugas-tugas pengembangan di masa depan. Ketika suatu tugas tidak diselesaikan dengan baik, ini membuat perkembangan sehat yang berkelanjutan menjadi lebih sulit. Pengembangan kepribadian yang sehat dan rasa kompetensi tergantung pada keberhasilan penyelesaian setiap tugas.

Erikson percaya bahwa kita sadar akan apa yang memotivasi kita sepanjang hidup. Kita membuat pilihan sadar dalam hidup, dan pilihan ini berfokus pada pemenuhankebutuhan sosial dan budaya tertentu daripada kebutuhan biologis murni. Manusia termotivasi, misalnya, oleh kebutuhan untuk merasa bahwa dunia adalah tempat yang dapat dipercaya, bahwa kita adalah individu yang cakap, bahwa kita dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat, dan bahwa kita telah menjalani kehidupan yang bermakna. Ini semua adalah masalah psikososial.

Erikson menggambarkan delapan tahap, masing-masing dengan tugas psikososial utama yang harus dicapai atau krisis yang harus diatasi. Erikson percaya bahwa kepribadian kita terus terbentuk sepanjang rentang hidup kita saat kita menghadapi tantangan ini. Berikut adalah ikhtisar dari setiap tahap:

Masa bayi: Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan

Tugas perkembangan bayi adalah kepercayaan vs. ketidakpercayaan, dan itu dinegosiasikan dalam membangun hubungan keterikatan yang aman dengan pengasuh. Erikson berpendapat bahwa selama satu hingga satu setengah tahun pertama kehidupan, tujuan yang paling penting adalah pengembangan rasa kepercayaan dasar pada pengasuh seseorang (Erikson, 1982). Bayi bergantung dan harus bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis dasar mereka. Seorang pengasuh yang secara konsisten memenuhi kebutuhan ini menanamkan rasa percaya atau keyakinan bahwa dunia adalah tempat yang dapat dipercaya. Pengasuh tidak perlu khawatir terlalu memanjakan kebutuhan bayi akan kenyamanan, kontak, atau stimulasi. Responsivitas pengasuh mengomunikasikan kepada bayi bahwa kebutuhan mereka akan dipenuhi, dan sangat penting dalam mendukung pengembangan rasa percaya. 

Masalah membangun kepercayaan

Erikson (1982) percaya bahwa ketidakpercayaan mendasar dapat mengganggu banyak aspek perkembangan psikososial dan membuatnya lebih sulit untuk membangun cinta dan persekutuan dengan orang lain. Pertimbangkan implikasi untuk membangun kepercayaan jika pengasuh tidak tersedia atau kesal dan tidak siap untuk merawat anak. Atau jika seorang anak lahir prematur, tidak diinginkan, atau memiliki masalah fisik yang membuatnya kurang menarik bagi orang tua. Dalam keadaan ini, kita tidak dapat berasumsi bahwa orang tua akan merawat anak dengan cara yang mendukung pengembangan kepercayaan. Seperti yang akan Anda baca nanti, adalah mungkin untuk mengerjakan ulang model mental dari hubungan awal yang tidak aman, tetapi hubungan yang dekat dan peduli dengan pengasuh utama membuatnya lebih mudah bagi bayi untuk menegosiasikan tugas perkembangan pertama ini. 

Masa Balita: Otonomi vs. Rasa Malu dan Keraguan

Saat anak mulai berjalan dan berbicara, minat pada kemandirian atau otonomi menggantikan kepedulian akan kepercayaan. Jika bayi telah membangun keterikatan yang aman dengan pengasuh, mereka dapat menggunakan basis yang aman itu untuk menjelajahi dunia dan memantapkan diri mereka sebagai orang yang mandiri, dengan tujuan dan minat mereka sendiri. Adalah tugas balita untuk mengerahkan keinginannya, dan untuk menguji batas-batas dari apa yang dapat disentuh, dikatakan, dan dieksplorasi. Erikson (1982) percaya bahwa balita harus didorong untuk menjelajahi lingkungan mereka sebebas yang memungkinkan keamanan, dan dengan demikian mengembangkan rasa kemandirian yang nantinya akan tumbuh untuk mendukung harga diri, inisiatif, dan kepercayaan diri. Jika seorang pengasuh terlalu cemas tentang tindakan balita karena takut anak akan terluka atau terlalu kritis dan mengendalikan kesalahan yang mereka buat, anak akan mendapatkan pesan bahwa dia harus malu dengan siapa mereka dan menanamkan rasa keraguan dalam kapasitas mereka. Saran pengasuhan berdasarkan ide-ide ini adalah untuk menjaga balita tetap aman tetapi untuk memvalidasi keinginan mereka untuk eksplorasi dan kemandirian, dan untuk mendorong mereka untuk belajar sambil melakukan. 

Anak Usia Dini: Inisiatif vs. Rasa Bersalah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun