Kohlberg menggunakan cerita tentang dilema moral dalam penelitiannya, dan ia tertarik dengan cara orang-orang dalam menjustifikasi tindakan-tindakan mereka bila berada pada persoalan moral yang sama. Kohlberg kemudian mengkategorisasi dan mengklasifikasi respon yang dimunculkan ke dalam enam tahap yang berbeda. Keenam tahapan tersebut dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional.
[8][9][10] Teorinya didasarkan pada tahapan perkembangan konstruktif; setiap tahapan dan tingkatan memberi tanggapan yang lebih kuat terhadap dilema-dilema moral dibanding tahap/tingkat sebelumnya.
  Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg adalah teori yang membagi perkembangan moral manusia menjadi tiga level dan enam tahap. Tahap-tahap tersebut adalah prekonvensional, konvensional, dan postkonvensional.
  Teori ini menyatakan bahwa perbuatan moral bukan hasil dari sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan norma kebudayaan.
  Teori ini juga mengemukakan bahwa penalaran moral merupakan dasar dari perilaku yang etis dan mempunyai stadium perkembangan moral dengan tingkat atau level yang teridentifikasi. Namun, teori ini juga memiliki kelemahan, seperti kesulitan membuktikan korelasi yang konsisten antara perkembangan moral Kohlberg dan sikap moral seseorang, serta sulit menjelaskan tentang keunggulan moral karena teori ini lebih menekankan pada rasionalitas moral dan cenderung mengabaikan karakter dan fitur moral. Selain itu, definisi fase dan asumsi yang menjadi dasar teori ini dianggap memiliki bias budaya dan etnosentris.
Kelebihan teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg:
* Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perkembangan moral manusia.
* Menjelaskan bahwa perbuatan moral bukan hasil dari sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan norma kebudayaan.
* Menekankan pentingnya penalaran moral sebagai dasar dari perilaku yang etis.
* Memiliki tingkat atau level yang teridentifikasi dalam stadium perkembangan moral.
* Kesulitan membuktikan korelasi yang konsisten antara perkembangan moral Kohlberg dan sikap moral seseorang.
* Sulit menjelaskan tentang keunggulan moral karena teori ini lebih menekankan pada rasionalitas moral dan cenderung mengabaikan karakter dan fitur moral.
* Definisi fase dan asumsi yang menjadi dasar teori ini dianggap memiliki bias budaya dan etnosentris.
Tahapan perkembangan moral menurut teori Lawrence Kohlberg terdiri dari tiga level dan enam tahap, yaitu:
1. Level pra-konvensional: